Rabu, 19 November 2025

Pertunjukan menghadirkan empat aktor utama, yakni Nanda, Ubed, Indah, dan Faza.

Keempatnya memainkan peran dengan penghayatan mendalam. Salah satu karakter mencolok diperankan oleh Ubed, yang membawakan sosok pemimpin otoriter, gila jabatan, dan abai terhadap nasib rakyat.

”Tokoh ini kami angkat sebagai cermin dari fenomena kepemimpinan yang jauh dari etika publik. Mereka yang enggan dikritik dan lebih mementingkan kekuasaan dibandingkan rakyat,” ungkap Ubed Mughni.

Pementasan juga menyinggung isu aktual, seperti kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Pati sebesar 250 persen, yang menuai kritik dari masyarakat.

Dalam pertunjukan, isu ini disimbolkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat.

Pentas ditutup dengan pesan moral kuat tentang kefanaan kekuasaan dan harta.

”Seberapapun tingginya jabatan dan banyaknya harta, semuanya tidak akan dibawa ke akhirat,” pungkas Ubed.

Pertunjukan ”Nampi” mendapat sambutan hangat dari para penonton. Pementasan ini menjadi bukti bahwa teater tetap relevan sebagai medium kritik sosial dan ruang refleksi bersama di tengah dinamika masyarakat.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler