Kamis, 20 November 2025

Murianews, Pati – Sudah sebulan lebih Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati tergenang banjir rob. Warga menyebutkan banjir rob kali ini merupakan terparah sejak 20-an tahun terakhir.

Saat ini, setidaknya 38 rumah di RT 05 RW 01 tergenang banjir rob sejak 18 Mei 2025 lalu. Banjir rob sempat menggenangi 252 rumah di lima RT Dewa Tunggulsari.

Salah satu warga Desa Tunggulsari sekaligus aktivis lingkungan, Karnawi menyebutkan rob memang menjadi langganan di desanya sejak ia kecil. Namun bisa ditanggulangi dengan penanaman mangrove yang rutin.

Setelah puluhan tahun, gelombang tinggi menghantam. Hingga membuat hutan mangrove sebagai sabuk laut rusak. Dari sebelumnya seluas 15 hektare menjadi 7,4 hektare.

”Itu sampai 1,5 meter pasangnya,” ujar Karnawi yang juga Ketua Kelompok Mangrove Desa Tunggulsari, Sabtu (21/6/2025).

Ia menyebutkan banjir rob kali ini merupakan yang paling parah selama puluhan tahun. Bahkan lebih parah pada tahun 2020 lalu.

”Mulai rob parah itu tahun 2020 menghancurkan beberapa hutan di wisata mangrove kami. Dari trek, tempat parkir dan jalan rusak semua dan paling parah itu tahun 2025 ini. Titik tertingginya kemarin Selasa (17/6/2025),” imbuh Karnawi yang juga Ketua Kelompok Tani Ikan Nila Salin ini.

Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah hingga Pemerintah Pusat ikut menanggulangi rob di Desa Tunggulsari. Pasalnya bila tidak segera ditanggulangi, banjir rob ini bisa semakin parah.

”Harapan kita pemerintah membuat pemecah gelombang di bibir pantai. karena masyarakat sudah berusaha tapi tidak bisa maksimal,” harap Karnawi.

Diketahui selain menggenangi permukiman warga, banjir rob di Kabupaten Pati juga menggenangi ratusan hektare tambak ikan. Selain di Desa Tunggulsari, tambak ikan di sejumlah desa lainnya juga ikut terdampak. Kerugian atas bencana ini ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler