Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengungkapkan kasus kekerasan pada perempuan dan anak tergolong tinggi.

Berdasarkan catatannya, dari Januari hingga 28 Juni angka kekerasan terhadap perempuan dan anak menembus 13.845 kasus.

”Hasil survei pengalaman anak. satu dari 2 anak pernah mengalami kekerasan. Januari-28 Juni menjadi 13.845 kasus. Yang paling banyak kasus kekerasan seksual. Paling banyak di lingkungan keluarga,” ungkap Arifah saat menghadiri perayaan Harlah Muslimat NU ke-79 di Gedung Muslimat NU Pati, Minggu (29/6/2025).

Kebanyakan kasus kekerasan ini yakni kekerasan seksual. Ia memaparkan berdasarkan Survei pengalaman hidup, 1 dari 4 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual.

Mirisnya, pelaku kekerasan seksual itu mayoritas dilakukan oleh orang terdekat. Bahkan ayah kandung korban beberapa kali menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anaknya.

”Ada di suatu daerah anak usia 8 tahun 6 bulan mengalami kekerasan seksual dan pelakunya ternyata ayahnya. Saat diperiksa psikolog, ayahnya nunduk terus dan tak mau mandang kita. Akhirnya mengaku dia pelakunya,” tutur dia.

Beberapa kasus, justru ibu korban melindungi pelaku yang notabene suaminya. Meskipun anaknya hamil akibat perbuatan hamil suaminya.

”Kemudian anak usia 13 tahun, pelakunya adalah ayahnya. Ada yang dalam kondisi hamil. Akhirnya masyarakat gregetan dan ingin memproses. Tapi istrinya tidak mengizinkan,” ungkap dia.

Pola Asuh... 

Menurutnya, pola asuh dalam berkeluarga menjadi kunci untuk menekan tingginya kasus kekerasan perempuan dan anak ini. Bila pola asuh benar, maka angka kekerasan bisa ditekan.

”Salah satu penyebab kekerasan adalah pola asuh dalam keluarga,” kata dia.

Selain itu penggunaan handphone yang tak digunakan dengan bijak membuat maraknya kekerasan. Apalagi bila orang tuanya kecanduan video porno.

Dirinya pun mengajak semua lapisan masyarakat dan Muslimat NU untuk mencegah kekerasan terhadap anak maupun perempuan. Menurutnya, tanpa peran semua pihak angka kekerasan terhadap perempuan dan anak sulit untuk ditekan.

”Kami tidak bisa menyelesaikan sendiri. Semua harus bersinergi,” pungkas perempuan yang juga Ketua PP Muslimat NU ini.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler