Kamis, 20 November 2025

Murianews, Pati – Plaza Pragola Pati pernah menjadi tempat kebanggaan warga Bumi Mina Tani karena menjadi pusat produk unggulan Kabupaten Pati. Namun, itu dulu. Kini, kondisi kini kian mengenaskan dan makin hari makin sepi pengunjung.

Dari empat ruang Plaza Pragola Pati yang berfungsi sebagai display produk unggulan, kini hanya tersisa satu ruang saja yang masih aktif digunakan.

Ruang tersebut ialah ruang Kanigoro. Itu saja, sudah tidak banyak kerajinan maupun makanan khas Pati yang dijual atau dipamerkan di salah satu ruang Plaza Pragola Pati itu.

Meski begitu, ruang tersebut masih mending ketimbang ruang Rambut Pinutung dan Majasemi yang justru lebih memprihatinkan. Ruangannya kosong, tanpa ada produk satu pun yang dipamerkan.

Di dalamnya hanya terlihat sejumlah rak yang ditumpuk di bagian sudut ruangan.

Kondisi memprihatinkan juga terlihat pada fasilitas permainan anak-anak Plaza Pragola Pati. Hampir semuanya rusak dan membahayakan. Sementara kios-kios pedagang yang ada di halaman juga hanya ada satu yang buka.

Para pedagang kini mengaku hanya bisa pasrah atas kondisi sepinya Plaza Pragola Pati. Mereka mengaku tak punya pilihan lain dan tetap berupaya bertahan sekalipun sepi.

”Sehari ini yang datang untuk makan satu orang pun tak ada. Yang lewat banyak tapi yang mampir jarang. Paling beli minum, itu juga tak sampai 10 orang,” ujar Legi, salah seorang pedagang di Pasar Pragola Pati yang bertahan hingga saat ini, Sabtu (19/7/2025).

Akhir pekan juga demikian... 

Kondisi sepi Plaza Pragola Pati itu juga dirasakan meski akhir pekan. Dia menyebut keberadaan bioskop yang ada di lantai dua Pasar Pragola juga tak berdampak besar.

”Jarang yang beli makan atau minum. Biasanya langsung naik karena lokasinya juga terpisah. Belum lagi disana juga jual minum dan makanan,” ucap Legi.

Kondisi sepi Plaza Pragola Pati itu sudah dirasakan Legi sejak saat pandemi Covid-19. Namun meski sudah lima tahun berlalu, hingga saat ini kondisinya juga masih sepi.

”Saat pandemi sebenarnya masih bertahan berjualan. Namun karena sempat ditutup, akhirnya pindah ke depan SPBU Margorejo, tapi sering kena razia. Akhirnya setelah Pasar Pragola dibuka kembali, balik jualan disini lagi,” ujar dia.

Saat ini, dia juga menyebut hanya bisa bertahan di Plaza Pragola Pati. Legi mengaku tak punya pilihan tempat lainnya untuk berjualan.

Legi pun berharap agar pemerintah daerah dapat memikirkan kondisi Pasar Pragola Pati. Terutama keberadaan warung yang saat ini masih bertahan disana.

”Kalau harapan saya pintu gerbang Barat dapat dibuka, dan warung yang ada di depannya ditertibkan karena itu justru mengganggu akses lalu lintas. Ada halte dan pertigaan,” imbuh dia.

Bongkar muat di dalam...

Selain itu, Legi juga mengusulkan agar bus dan mobil yang seringkali bongkar muat di pinggir jalan dapat dimasukkan ke area Plaza Pragola Pati. Sehingga dapat meramaikan pusat produk unggulan Kabupaten Pati tersebut.

”Kalau yang bongkar muat (Bus dan pickup) dapat dimasukkan di dalam, minimal warung di dalam bisa ikut ramai. Mereka bisa jajan di warung yang didalam. Akses lalu lintas juga jadi aman,” pungkas dia.

Editor: Anggara Jiwandhana

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler