Pada kejadian itu, dirinya berusaha menunjukkan KTP. Tetapi tangannya dihadang dan dipiting oleh seseorang. Atas tindakan ini Toni dan kawannya berusaha melarikan diri. Tapi beberapa orang aparat ikut menendangnya.
”Kemudian polisi ikut menendang dan teman saya. Ada sekitar 50 orang (polisi). Makanya di muka saya kelihatan kayak bekas sepatu ya. Kalau tidak salah kena tendangan saat terbaring,” katanya menjelaskan.
Berutungnya, ada salah satu anggota TNI yang menarik tubuhnya dan berusaha mengangkat badannya. Dirinya terselamatkan dari amukan sejumlah orang yang diduga preman dan aparat tersebut.
”Saat ditarik TNI, ada polisi yang masih menendang. Saat itu dompet saya jatuh, uang di dompet saya hilang Rp 1,2 juta. Dua HP saya disita polisi,” ungkapnya menceritakan kejadian yang dialaminya di Demo Pati.
Tak berhenti di sana, Toni dan kawannya kemudian disekap di sebuah ruangan kecil. Di sana ada kurang lebih 11 orang. Dirinya disekap sekitar pukul 13.30 WIB sampai jam 17.00 WIB. Dirinya berhasil keluar setelah Kuasa Hukum AMPB lainnya, Nimerodin Gulo membebaskannya.
Ketika dikonfirmasi, Kasihumas Polresta Pati Ipda Hafid Amin mengaku tak mengetahui kejadian itu. Pihaknya siap mengecek kebenaran insiden di Demo Pati tersebut.
”Kami konfirmasi dulu,” kata Kasi Humas Polresta Pati, Ipda Hafid Amin.
Sementara itu, Bupati Pati Sudewo tidak bisa dikonfirmasi mengenai kejadian di Demo Pati yang melibatkan Kuasa Hukum AMPB ini. Bupati Pati Sudewo tak menjawab sambungan telepon yang dilakukan Murianews.com.
Murianews, Pati – Kuasa hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) Kristen Duha turut menjadi korban Demo Pati di Alun-Alun Pati, Rabu (13/8/2025) lalu. Dirinya mengaku, bersama sejumlah warga lainnya ditendang hingga disekap berjam-jam oleh aparat saat itu.
Toni, sapaan akrab Kuasa Hukum AMPB sampai saat ini masih mengalami luka di tubuhnya. Matanya lebam hingga hidungnya mengalami cedera. Sosok ini kemudian menceritakan kejadian nahas yang dialaminya di Demo Pati itu.
Awalnya, sekitar pada pukul 13.15, Toni mendengar kabar jika sejumlah peserta demo Pati ditahan, disekap dan ditangkap oleh aparat keamanan di Pendapa Kabupaten Pati. Kabar ini kemudian langsung diresponnya, karena dirinya termasuk bagian dari Kuasa Hukum AMPB.
”Warga itu meminta tolong untuk diselamatkan. Mendengar itu kami berdua (dengan korlap) ke pendapa . Kami dibiarkan oleh polisi. Kami mudah masuk sementara yang lain dibiarkan,” ujar Toni, Sabtu (16/8/2025).
Setelah masuk area Pendapa Kabupaten Pati, dirinya tak menemukan penyekapan warga. Lalu dirinya mencoba mencari ke sekeliling, namun nihil. Barikutnya bersama kawannya dirinya berniat keluar. Tetapi segerombolan orang diduga preman berada di luar.
”Kami keluar dan ternyata di luar itu sudah bergerombol sekitar 15 orang preman yang kami duga itu disiapkan bupati Pati untuk melawan (kami),” ungkap Toni, menceritakan kisahnya di Demo Pati lalu.
Salah satu preman berteriak, menyebut dirinya dan kawannya merupakan provokator yang membuat Kabupaten Pati ricuh. Akhirnya dirinya sempat bersitegang dalam kejadian ini.
“Ini Provokatornya yang membuat Pati ricuh. Ini bukan orang Pati. Ini orang luar Jawa. (Lalu) Saya mengatakan bagian dari kuasa hukum warga Pati dan saya sudah 3,5 tahun di Pati dan ber-KTP Pati,” tutur Toni menirukan perkataan orang yang menghadang dirinya.
Disekap...
Pada kejadian itu, dirinya berusaha menunjukkan KTP. Tetapi tangannya dihadang dan dipiting oleh seseorang. Atas tindakan ini Toni dan kawannya berusaha melarikan diri. Tapi beberapa orang aparat ikut menendangnya.
”Kemudian polisi ikut menendang dan teman saya. Ada sekitar 50 orang (polisi). Makanya di muka saya kelihatan kayak bekas sepatu ya. Kalau tidak salah kena tendangan saat terbaring,” katanya menjelaskan.
Berutungnya, ada salah satu anggota TNI yang menarik tubuhnya dan berusaha mengangkat badannya. Dirinya terselamatkan dari amukan sejumlah orang yang diduga preman dan aparat tersebut.
”Saat ditarik TNI, ada polisi yang masih menendang. Saat itu dompet saya jatuh, uang di dompet saya hilang Rp 1,2 juta. Dua HP saya disita polisi,” ungkapnya menceritakan kejadian yang dialaminya di Demo Pati.
Tak berhenti di sana, Toni dan kawannya kemudian disekap di sebuah ruangan kecil. Di sana ada kurang lebih 11 orang. Dirinya disekap sekitar pukul 13.30 WIB sampai jam 17.00 WIB. Dirinya berhasil keluar setelah Kuasa Hukum AMPB lainnya, Nimerodin Gulo membebaskannya.
Ketika dikonfirmasi, Kasihumas Polresta Pati Ipda Hafid Amin mengaku tak mengetahui kejadian itu. Pihaknya siap mengecek kebenaran insiden di Demo Pati tersebut.
”Kami konfirmasi dulu,” kata Kasi Humas Polresta Pati, Ipda Hafid Amin.
Sementara itu, Bupati Pati Sudewo tidak bisa dikonfirmasi mengenai kejadian di Demo Pati yang melibatkan Kuasa Hukum AMPB ini. Bupati Pati Sudewo tak menjawab sambungan telepon yang dilakukan Murianews.com.
Editor: Budi Santoso