”Kita sama-sama mempunyai niat baik mempunyai komitmen untuk sama-sama memiliki kepedulian untuk menjadi Pati yang kondusif,” tutur dia.
Ia juga menaruh harapan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan di media sosial untuk menggelar demo.
Murianews, Pati – Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi menilai kelompok gangster menjadi dalang demo rusuh di sejumlah kota di Indonesia. Ironisnya, para gangster ini memanfaatkan pelajar yang masih labil.
Pernyataan ini diungkapkan Kombes Pol Jaka Wahyudi usai mengikuti rapat Forkopimda cipta kondisi di Pendapa Kabupaten Pati, Senin (1/9/2025).
Rapat yang dipimpin Bupati Pati Sudewo itu juga dihadiri Dandim 0718/Pati hingga sejumlah perwakilan SMA/SMK di Kabupaten Pati.
”Gangster ini menggunakan anak sekolah sebagai mobilisasi massa melakukan kegiatan anarki. Merusak, membakar dan lainnya,” ujar Kombes Pol Jaka Wahyudi kepada Murianews.com.
Ia pun menilai ada gerakan di Kabupaten Pati yang mengarah ke sana. Hanya saja, pihaknya sudah membaca dan mencoba mencegah gerakan tersebut. Sehingga tidak ada kerusuhan di Bumi Mina Tani.
”Di Pati ada indikasi seperti itu. Mereka disinyalir akan digunakan untuk melakukan aksi yang sama. Namun deteksi ini sudah kita ketahui,” ungkap Kombes Pol Jaka Wahyudi.
Pihaknya mencegah dengan melakukan kunjungan ke sejumlah sekolahan di Kabupaten Pati. Ini dilakukan agar pihak sekolah melakukan pengawasan sehingga anak didiknya tak ikut melakukan tindakan anarkis.
”Pola ini sudah kita lakukan mitigasi, kemudian tadi pagi polisi-polisi sudah ke sekolah. SMP, SMA, SMK untuk melakukan edukasi, sosialisasi supaya anak-anak sekolah ikut aksi anarkis dma sebagainya,” tandas dia.
Antisipasi Kericuhan...
Rapat ini menyikapi situasi regional maupun nasional, di mana terjadi kericuhan dalam demo di beberapa wilayah. Kapolresta Pati berharap kondisi tersebut tak terjadi di Kabupaten Pati.
”Kita sama-sama mempunyai niat baik mempunyai komitmen untuk sama-sama memiliki kepedulian untuk menjadi Pati yang kondusif,” tutur dia.
Ia juga menaruh harapan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan di media sosial untuk menggelar demo.
Editor: Supriyadi