Perajin Besek di Kudus Ketiban Cuan Jelang Iduladha
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 26 Juni 2023 16:19:19
Pesanan besek untuk tempat daging kurban terus berdatangan padanya. Saat disambangi di rumahnya, Rukah masih sibuk membelah bambu yang menjadi bahan utama untuk membuat besek.
Tangannya tampak lihai memotong bambu menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah itu, potongan bambu itu dibelah tipis-tipis dan kemudian dihaluskan.
Setelah dihaluskan, potongan tipis bambu itu dijemur di halaman rumahnya. Ia kemudian mengambil potongan tipis bambu yang sudah cukup kering setelah dijemur.
Baca: Iduladha, Perajin Besek Bambu di Blora Ketiban BerkahBambu-bambu itu kemudian dianyam. Jemari Rukah sudah tampak lihai menganyam bambu-bambu itu untuk menjadi besek.
Besek yang dibuat berbentuk kotak itu, biasanya digunakan sebagai wadah makanan, seperti getuk, peyem, dan tape. Saat momen Iduladha, beseknya juga banyak dicari untuk wadah daging kurban.
Perempuan 58 tahun itu sudah menjadi perajin besek sejak sepuluh tahun lalu. Di momen Iduladha kali ini penjualan beseknya mulai ramai.
”Sudah mulai ramai sejak sebulan lalu. Ada yang mencari untuk kebutuhan tempat daging kurban,” katanya pada
Murianews.com, Senin (26/6/2023).
Besek yang dibuatnya bermacam ukuran. Namun, yang biasa digunakan untuk wadah daging kurban berukuran 13 cm x 14 cm.
”Untuk tempat daging kurban, ukuran beseknya lebih besar dibandingkan besek untuk tempat tape,” sambungnya.Dalam sehari, dia mampu membuat 20 pcs besek untuk tempat daging. Jumlah tersebut sudah sepasang, tutup beserta alasnya.”Sehari bisa bikin 20 kotak. Itu alas dan tutupnya. Biasanya mulai mengerjakan pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB,” terangnya.Harga satu pcs besek terdiri dari tutup dan alas yakni Rp 1.300. Setidaknya dalam sehari dia mampu meraup Rp 26 ribu untuk setiap 20 pcs besek yang dijualnya.”Rencananya masih akan berjualan sampai H+1 Iduladha. Biasanya pesanan besek untuk tempat daging kurban masih ramai,” ujarnya.Selain menjual besek untuk wadah daging kurban, dirinya juga menjual besek berukuran lebih kecil. Yakni ukuran 11 cm x 11 cm.”Untuk ukuran 11 cm x 11 cm saya juga jualan. Biasanya untuk tempat tape dan getuk. Harganya Rp 1.100 sudah termasuk tutup dan alasnya,” imbuhnya. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Kudus – Perajin besek di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ketiban cuan menjelang Iduladha. Salah satunya Rukah, perajin besek yang tinggal di RT 1 RW 5, desa setempat.
Pesanan besek untuk tempat daging kurban terus berdatangan padanya. Saat disambangi di rumahnya, Rukah masih sibuk membelah bambu yang menjadi bahan utama untuk membuat besek.
Tangannya tampak lihai memotong bambu menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah itu, potongan bambu itu dibelah tipis-tipis dan kemudian dihaluskan.
Setelah dihaluskan, potongan tipis bambu itu dijemur di halaman rumahnya. Ia kemudian mengambil potongan tipis bambu yang sudah cukup kering setelah dijemur.
Baca: Iduladha, Perajin Besek Bambu di Blora Ketiban Berkah
Bambu-bambu itu kemudian dianyam. Jemari Rukah sudah tampak lihai menganyam bambu-bambu itu untuk menjadi besek.
Besek yang dibuat berbentuk kotak itu, biasanya digunakan sebagai wadah makanan, seperti getuk, peyem, dan tape. Saat momen Iduladha, beseknya juga banyak dicari untuk wadah daging kurban.
Perempuan 58 tahun itu sudah menjadi perajin besek sejak sepuluh tahun lalu. Di momen Iduladha kali ini penjualan beseknya mulai ramai.
”Sudah mulai ramai sejak sebulan lalu. Ada yang mencari untuk kebutuhan tempat daging kurban,” katanya pada
Murianews.com, Senin (26/6/2023).
Besek yang dibuatnya bermacam ukuran. Namun, yang biasa digunakan untuk wadah daging kurban berukuran 13 cm x 14 cm.
”Untuk tempat daging kurban, ukuran beseknya lebih besar dibandingkan besek untuk tempat tape,” sambungnya.
Dalam sehari, dia mampu membuat 20 pcs besek untuk tempat daging. Jumlah tersebut sudah sepasang, tutup beserta alasnya.
”Sehari bisa bikin 20 kotak. Itu alas dan tutupnya. Biasanya mulai mengerjakan pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB,” terangnya.
Harga satu pcs besek terdiri dari tutup dan alas yakni Rp 1.300. Setidaknya dalam sehari dia mampu meraup Rp 26 ribu untuk setiap 20 pcs besek yang dijualnya.
”Rencananya masih akan berjualan sampai H+1 Iduladha. Biasanya pesanan besek untuk tempat daging kurban masih ramai,” ujarnya.
Selain menjual besek untuk wadah daging kurban, dirinya juga menjual besek berukuran lebih kecil. Yakni ukuran 11 cm x 11 cm.
”Untuk ukuran 11 cm x 11 cm saya juga jualan. Biasanya untuk tempat tape dan getuk. Harganya Rp 1.100 sudah termasuk tutup dan alasnya,” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi