Nasib Malang Permainan Tradisional, Dimainkan Hanya Saat 17-an
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 16 Agustus 2023 16:37:00
Murianews, Kudus – Pengamat permainan tradisional sekaligus pegiat budaya di Kudus, Muchammad Zaini, menyoroti penggunaan permainan tradisional yang hanya dimainkan anak-anak pada saat 17-an atau saat peringatan Kemerdekaan RI.
Menurutnya, permainan tradisional yang hanya digelar semarak setahun sekali merupakan kondisi yang ironis. Sebab, permainan tradisional merupakan budaya asli masyarakat Indonesia terkesan dikesampingkan.
”Dibilang miris ya memang miris. Tetapi adanya pergeseran budaya ikut berpengaruh terhadap budaya Indonesia,” katanya, Rabu (16/8/2023).
Dirinya menyebut, persoalan budaya yang dinamis memang kerap terjadi. Namun, sebenarnya tidak serta-merta menghilangkan budaya asli yang sudah ada.
”Permainan tradisional itu kan milik Indonesia yang sudah ada sejak dulu. Kini mulai bergeser akibat budaya luar sehingga perlahan permainan tradisional ditinggalkan,” sambungnya.
Zaini melanjutkan, semua pihak patut bertanggungjawab. Sehingga permainan tradisional dapat terus lestari dan tidak hanya dimainkan semarak setahun sekali.
”Sebenarnya permainan tradisional bisa dikemas menjadi lebih modern. Misalnya permainan egrang tetapi pakaiannya modern ala-ala anak muda,” terangnya.
Dirinya berharap permainan tradisional tetap lestari. Hal itu agar generasi penerus mengetahui ragam permainan tradisional.
”Permainan tradisional ini kan warisan leluhur. Setidaknya harus ada pihak yang serius untuk melestarikan permainan tradisional ini,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar



