Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Dosen Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus, Jawa Tengah, Nor Hadi menyebut pedagang jajanan pinggir jalan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah perlu mendapatkan edukasi soal makanan sehat.

Hal itu perlu dilakukan agar siswa memiliki rasa aman saat mengonsumsi jajanan pinggir jalan.

Nor Hadi mengatakan, edukasi terkait makanan sehat juga perlu menyasar pedagang kecil. Dirinya menilai pedagang kecil masih belum paham membuat jajanan sehat dan hanya berkutat pada mencari keuntungan semata.

”Ketika tidak paham membuat jajanan yang sehat, yang ada hanya memikirkan rasa enaknya saja padahal belum tentu sehat,” katanya, Senin (4/9/2023).

Nor menilai sejauh ini edukasi hanya berkutat pada pengusaha besar. Pedagang kecil kerap luput dari edukasi terkait menyajikan jajanan sehat.

”Dampaknya ke anak-anak sekolah yang akhirnya harus mengonsumsi makanan tidak sehat. Padahal mereka merupakan generasi penerus bangsa ini,” sambungnya.

Dia mencontohkan, minyak goreng yang digunakan terus menerus tidak bagus bagi kondisi tubuh. Dalam hal ini menurut dia perlu perhatian dari pemerintah maupun dinas terkait.

”Pemerintah atau dinas terkait perlu melakukan sosialisasi makanan sehat agar pedagang pinggir jalan di sekolah tahu imbas adanya zat-zat berbahaya yang terkandung pada jajanan tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto mengatakan, pihaknya terus melakukan pengawasan  terhadap jajanan di sekitar sekolah. Pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi melalui puskesmas.

”Kami sudah melakukan sosialisasi terkait jajanan di sekitar sekolah. Sosialisasi kami laksanakan melalui puskesmas di wilayah kerja masing-masing,” katanya, Senin (4/9/2023).

Nuryanto menambahkan, pihak puskesmas telah memiliki alat untuk mengecek kandungan pada produk makanan. Ketika digunakan, alat tersebut akan menunjukkan hasil kandungan dari produk jajanan yang dijual.

”Dengan adanya sosialisasi itu harapan kami pedagang jajanan tahu kandungan makanan yang dijual ke anak-anak sekolah. Kalau mengandung  zat berbahaya ya jangan dijual,” imbuhnya.

Editor: Ali Muntoha 

Komentar