Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut kawasan Pegunungan Muria merupakan daerah rawan gempa. Masyarakat diminta untuk melakukan mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural.

Daryono menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang kawasan Muria yang merupakan kawasan rawan gempa. Dirinya berpedoman pada kondisi tektonik, sejarah gempa, dan aktivitas gempa terkini.

”Mengingat aktivitas gempa memiliki periode ulang, maka gempa kuat yang pernah terjadi pada masa lalu baik di Pati, Juwana, Jepara, dan Semarang sangat mungkin dapat terjadi lagi di masa yang akan datang,” katanya, Kamis (4/1/2024).

Oleh sebab itu, Daryono meminta masyarakat melakukan mitigasi struktural dan nonstruktural. Sehingga masyarakat paham ketika nantinya terjadi gempa di kawasan Muria.

”Mitigasi struktural yakni upaya membangun bangunan tahan gempa. Sedangkan mitigasi nonstruktural dilakukan dengan mengedukasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi terjadinya gempa,” sambungnya.

Lebih lanjut, skenario model dampak gempa berdasarkan sumber gempa sesar aktif di Muria dan sekitarnya ketika terjadi gempa dengan magnitudo tertarget masing-masing  sesar, maka beberapa kota akan terdampak guncangan. Skala intensitasnya mulai dari VI hingga VII MMI yang artinya dapat terjadi kerusakan.

”Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi ke masyarakat kalau sesar Muria itu masih aktif. Tujuannya agar masyarakat mengetahui bahaya yang ditimbulkan pada sesar Muria yang masih aktif,” imbuhnya.

Diketahui, gempa Muria pernah terjadi pada 2 Mei 2020. Saat itu wilayah kawasan Muria diguncang gempa tektonik pada pukul 02.32.22 WIB.

Analisis BMKG menunjukkan gempa berkekuatan M 3,0 memiliki episenter yang terletak pada koordinat 6,80 LS dan 110,74 BT. Tepatnya di darat pada jarak 11 kilometer arah Barat Laut Kota Kudus Jawa Tengah dengan kedalaman 10 km.

Editor: CholisAnwar

Komentar

Terpopuler