Seminar Tripusat Pendidikan UMK Bahas Indonesia Emas 2045
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 2 Mei 2024 12:57:00
Murianews, Kudus – Seminar Nasional Tripusat Pendidikan yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Himapro PGSD) Universitas Muria Kudus membahas Indonesia Emas 2045. Beragam cara dan tantangan diulas oleh pemateri seminar, Gunawan Setiadi.
Dalam seminar ini, UMK menghadirkan dua narasumber. Selain menghadirkan Pengawas SMP Disdikpora, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Eni Kuswati, mereka juga menghadirkan Gunawan Setiadi.
Gunawan menyampaikan materi berjudul Transformasi Pendidikan Abad 21 untuk Mewujudkan SDM Unggul dan berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045.
”Bangsa Indonesia di tahun 2045 berusia 100 tahun. Artinya 21 lagi bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas,” katanya, Kamis (2/5/2024).
Dia melanjutkan, di tahun 2030 hingga tahun 2045 Indonesia memiliki generasi produktif yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang non produktif di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun.
Hal itu dirasa bakal menjadi modal untuk menyongsong Indonesia Emas.
”Ada empat pilar yang harus dimiliki untuk menuju Indonesia Emas,” sambungnya.
Empat pilar Indonesia Emas yang harus dimililki yakni pembangunan SDM serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain itu juga perlu adanya pemerataan pembangunan Indonesia dan pemantapan ketahanan nasional.
”Empat pilar tersebut diperlukan untuk menyongsong Indonesia Emas. Sebab, menyiapkan SDM yang unggul sangat perlu,” terangnya.
Beragam cara diperlukan untuk mewujudkan Indonesia Emas di 2045. Gunawan menyampaikan, hal tersebut perlu diwujudkan dengan adanya kreativitas, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
”Selain tiga hal itu perlu adanya komunikasi dan kolaborasi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, adahya pemanfaatan teknologi juga diperlukan. Kemudian memperbanyak literasi juga harus dilakukan oleh masing-masing SDM.
”Literasi ini penting untuk dilakukan. Memperbanyak literasi dapat menambah ilmu. Mulai dari literasi digital, literasi data, dan literasi kesehatan,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi



