Jumat, 28 Maret 2025

Murianews, Kudus – Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bersinergi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk membuat menu makanan bergizi yang dapat mencegah terjadinya stunting. Program itu diwujudkan dalam bentuk sosialisasi sekaligus praktik pembuatan menu cegah stunting.

TP PKK Kudus bersama DKK Kudus menggelar seminar dan praktik bertajuk ”Sosialisasi Pembuatan Menu Cegah Stunting Melalui Kedai Balita si Cantik di Tingkat Desa”. Acara ini berlangsung di Aula Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus pada Kamis (26/9/2024).

Ahli Gizi DKK Kudus, Susmariyanti Kurniasih mengatakan, ibu-ibu PKK diberi pelatihan untuk membuat Makanan Pendamping Asi (MPASI). Tujuannya untuk mencegah stunting.

”Kami membuat MPASI untuk balita usia 6 bulan hingga 8 bulan, usia 9 bulan hingga 11 bulan, dan usia 12 bulan hingga 23 bulan,” katanya, Kamis (26/9/2024).

Ada tiga menu makanan bergizi yang dibuat untuk pencegahan stunting ini. Yakni nasi tim, bubur saring, dan kudapan dari nuget.

Menu nasi tim dibuat menggunakan berbagai bahan. Meliputi nasi, ayam, dan sayuran. Pada menu kedua yang dibuat yakni bubur saring dengan bahan terdiri dari nasi, ikan, dan sayuran.

”Untuk kudapannya terbuat dari nuget. Nuget ini boleh direbus maupun digoreng,” sambungnya.

Berbagai menu telah disiapkan, mulai dari nasi, ikan nila, telur puyuh, wortel, sayuran, wortel, labu dan nuget.

”Ketiga menu itu disajikan secara halus agar mudah dikonsumsi oleh balita. Seperti menu bubur saring yang bisa dibuat untuk usia enam bulan hingga delapan bulan. Nugetnya bisa dihaluskan dulu,” terangnya.

Ia menambahkan, tiga menu yang dibuat itu aman untuk disantap. Tentunya menyesuaikan usia balita yang bersangkutan.

”Dengan membuat sendiri semacam ini kebersihan makanan menjadi terjamin. Kami juga memfasilitasi balita yang tidak suka ikan. Makanya kami ganti dengan sayuran. Kami sediakan telur puyuh dan ayam juga supaya ada protein hewaninya demi mencegah stunting,” ujarnya.

Tidak berhenti di situ, ia juga menggunakan minyak dengan takaran 1/4 sendok makan. Hal itu dilakukan agar berat badan balita mengalami kenaikan yang signifikan.

Ia menambahkan, permasalahan stunting harus ditangani segera mungkin. Hal ini dimulai dari ibu hamil untuk mengonsumsi asupan gizi yang cukup.

”Kalau asupan gizi ibu hamil tidak cukup maka akan memiliki risiko stunting. Maka dari itu permasalahan stunting harus diintervensi sejak dini,” ucapnya.

Lebih lanjut, dirinya juga menyampaikan batas minimal berat badan bayi yang baru lahir. Sehingga dapat digunakan sebagai pedoman stunting atau tidaknya. Yakni bayi baru lahir minimal harus memiliki berat 2,6 kilogram.

”Untuk tinggi badan atau panjang minimal bayi yang baru lahir yakni 48 sentimeter,” imbuhnya.

Pj Ketua TP PKK Kabupaten Kudus.....

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler