Sementara itu, Ketua Upzis NU Desa Getassrabi, Muhammad Manshur mengatakan, bedah rumah ini berawal dari usulan pemerintah desa.
Kala itu, ia mendapat permintaan bedah rumah karena rumah yang dihuni jauh dari kata layak. Atas laporan tersebut, pihaknya melakukan survei ke lapangan
”Setelah dilihat kondisi rumahnya bisa dikatakan sudah tidak layak karena dindingnya masih bambu dan lantainya masih tanah. Selain itu MCK-nya tidak ada,” ujarnya.
Ia juga berharap ke depannya semakin banyak rumah tidak layak huni yang dibedah. Dengan begitu, kemiskinan di Kudus bisa berkurang
”Sekali lagi terima kasih kepada Sukun atas bantuannya. Semoga program ini berlanjut dan makin banyak yang dibantu supaya kemiskinan di Kudus berkurang,” tandasnya.
Corporate Secretary PT Sukun Wartono Indonesia, Deka Hendratmanto menyampaikan kerjasama terkait bedah rumah akan terus berlanjut. Ia berterima kasih kepada Upzis dan Lazisnu yang bertindak verifikator di lapangan.
”Kami dari PT Sukun sebatas membantu saja. Kami mohon doa restu agar program ini dapat berkelanjutan. Selain itu kami mohon doa untuk jajaran direksi PT Sukun,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – PT Sukun Wartono Indonesia bersama Lazisnu Kudus, Jawa Tengah kembali menggelar program bedah rumah, Selasa (3/12/2024).
Kali ini, program peduli sesama itu diberikan kepada Sumari, warga RT 02, RW 07, Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus bernama Sumari.
Sebelum dibedah, rumah Sumari memang jauh dari kata layak. Rumah berukuran 5X7 meter itu beralaskan tanah dan berdinding kepang.
Selain itu, atap rumah juga sering bocor. Akibatnya, Sumari bersama keluarga sering kali harus bekerja ekstra saat hujan tiba.
”Kondisi atapnya kalau hujan bocor. Dinding rumahnya masih kepang dan alasnya masih tanah,” kata Sumari saat mengenang rumahnya sebelum dibedah Sukun.
Kini setelah dilakukan bedah rumah dirinya mengaku senang. Menurutnya kondisi rumahnya semakin layak.
”Alhamdulillah senang kondisi rumah sudah bagus dan lebih layak. Rencananya hari ini langsung saya tempati bersama suami dan dua anak,” sambungnya.
Ia menyebutkan, setelah dibedah, rumahnya memiliki penataan yang lebih baik. Saat ini rumah mungilnya disekat dengan sebuah ruang tamu, dua kamar, satu dapur, dan satu kamar mandi.
”Proses perbaikan memakan waktu hampir dua bulan. Terima kasih kepada Sukun dan Lazisnu. Semoga semakin sukses ke depannya,” imbuhnya.
Berawal dari usulan Pemdes...
Sementara itu, Ketua Upzis NU Desa Getassrabi, Muhammad Manshur mengatakan, bedah rumah ini berawal dari usulan pemerintah desa.
Kala itu, ia mendapat permintaan bedah rumah karena rumah yang dihuni jauh dari kata layak. Atas laporan tersebut, pihaknya melakukan survei ke lapangan
”Setelah dilihat kondisi rumahnya bisa dikatakan sudah tidak layak karena dindingnya masih bambu dan lantainya masih tanah. Selain itu MCK-nya tidak ada,” ujarnya.
Dari situ, pihaknya berkoordinasi dengan Lazisnu, hingga akhirnya dibedah oleh Sukun. Pihaknya pun mengucapkan terimakasih atas kepedulian Sukun terhadap sesama.
Ia juga berharap ke depannya semakin banyak rumah tidak layak huni yang dibedah. Dengan begitu, kemiskinan di Kudus bisa berkurang
”Sekali lagi terima kasih kepada Sukun atas bantuannya. Semoga program ini berlanjut dan makin banyak yang dibantu supaya kemiskinan di Kudus berkurang,” tandasnya.
Corporate Secretary PT Sukun Wartono Indonesia, Deka Hendratmanto menyampaikan kerjasama terkait bedah rumah akan terus berlanjut. Ia berterima kasih kepada Upzis dan Lazisnu yang bertindak verifikator di lapangan.
”Kami dari PT Sukun sebatas membantu saja. Kami mohon doa restu agar program ini dapat berkelanjutan. Selain itu kami mohon doa untuk jajaran direksi PT Sukun,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi