MUI Kudus juga mendorong tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk ikut mengingatkan bahaya dampak negatif dari medsos. Itu bisa disampaikan lewat pengajian.
’’Anak-anak dan remaja harus tahu dan sadar mana konten yang bermanfaat dan mana konten yang tidak bermanfaat,’’ ucapnya.
Murianews, Kudus – Media sosial atau medsos, kini tak sekadar menjadi sarana bersosialisasi. Perannya lebih dari itu, salah satunya yakni membagikan informasi maupun konten.
Namun, tak semua yang dibagikan itu memiliki dampak positif. Beberapa di antaranya justru memberikan dampak buruk, bahkan membuat anak ’’kecanduan’’.
Agar anak-anak tak terpapar dampak negatif penggunaan medsos, Ketua MUI Kudus, Jawa Tengah Ahmad Hamdani membagikan beberapa tipsnya.
Hal pertama yang harus dilakukan yakni dengan melakukan pembatasan. Dengan begitu, anak tidak terlalu banyak terpapar medsos.
Langkah ini perlu melibatkan banyak orang, terutama orang tua mereka sebagai sosok yang paling dekat dengan anak. Mereka harus berperan aktif melakukan pembatasan.
Menurut Ahmad Hamdani, orang tua menjadi garda terdepan dalam melakukan pengawasan pada anak ketika berselancar di media sosial.
Pengawasan yang dilakukan orang tua bertujuan untuk menyaring informasi yang didapat anak ketika bermain internet. Usahakan untuk mendampingi anak ketika mereka bermedsos.
’’Namun sering kali saat ini orang tua sibuk dengan pekerjaan di rumah, sehingga anak menjadi tidak terkontrol,’’ katanya, Selasa (17/12/2024).
Peran Pemerintah...
Selain orang tua, Ahmad Hamdani menyebut, pemerintah juga berperan penting dalam mencegah anak-anak terpapar dampak negatif dari medsos.
Salah satunya yakni dengan mengeluarkan regulasi pembatasan dan kontrol penggunaan medsos bagi anak-anak maupun remaja.
Ia menjelaskan, pembatasan bukan berarti sama sekali tidak membolehkan. Namun, harus ada pengawasan, terutama dari orang tua.
’’Orang tua bisa membatasi penggunaan ponsel. Misalnya dibatasi berapa jam menggunakan ponsel,’’ imbuhnya.
Pemerintah juga perlu lebih kencang lagi untuk memblokir situs-situs berbahaya, seperti konten pornografi, judi online, hingga konten yang mengandung kekerasan agar anak-anak tidak terpapar dampak buruknya.
’’Pemerintah juga perlu mengeluarkan aturan yang jelas terhadap aturan bermedsos. Pengontrolan situs-situs tertentu juga perlu,’’ sambungnya.
Selanjutnya, sekolah juga memiliki peranan untuk mengedukasi anak dalam menggunakan medsos. Ia mencontohkan peraturan larangan penggunaan handphone di pondok pesantren.
’’Di Ponpes biasanya anak tidak boleh menggunakan HP. Hal semacam ini bisa diterapkan. Tetapi kalau di rumah hal semacam ini sulit untuk diterapkan,’’ terangnya.
Peran Masyarakat dan Tokoh Agama...
MUI Kudus juga mendorong tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk ikut mengingatkan bahaya dampak negatif dari medsos. Itu bisa disampaikan lewat pengajian.
Untuk itu, MUI Kudus mengajak anak-anak dan remaja untuk lebih sadar dalam memilih konten ketika bermedsos. Pilihlah, konten-konten positif agar tidak terpengaruh dengan dampak negatif.
’’Anak-anak dan remaja harus tahu dan sadar mana konten yang bermanfaat dan mana konten yang tidak bermanfaat,’’ ucapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi