Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (DKK Kudus), Nuryanto menjelaskan, anggaran sekitar Rp 2 miliar itu dapat digunakan untuk intervensi stunting.
Di antaranya digunakan untuk monitoring stunting, pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), dan kegiatan lainnya untuk pencegahan stunting.
”Anggaran sekitar Rp 2 miliar itu nantinya diperkirakan bisa untuk menangani stunting sebesar 40 persen dari total 2700 an balita di Kabupaten Kudus atau sekitar 1200-an balita,” katanya, Sabtu (15/2/2025).
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata usianya. Hal itu disebabkan karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Pihaknya juga berencana mencegah stunting dengan menggandeng perusahaan melalui skema CSR. Sehingga nantinya semakin banyak balita yang tertangani dari stunting.
Menurut Nuryanto, ada beberapa ciri-ciri stunting. Terutama mencakup gangguan pertumbuhan antar umur, berat badan tidak sesuai dengan umur seusianya, perkembangan otak lambat, mudah sakit, dan lainnya.
Murianews, Kudus – Penanganan stunting di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah digelontor anggaran sekitar Rp 2 miliar tahun ini. Alokasi sumber dananya berasal dari APBD Kudus 2025.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (DKK Kudus), Nuryanto menjelaskan, anggaran sekitar Rp 2 miliar itu dapat digunakan untuk intervensi stunting.
Di antaranya digunakan untuk monitoring stunting, pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), dan kegiatan lainnya untuk pencegahan stunting.
”Anggaran sekitar Rp 2 miliar itu nantinya diperkirakan bisa untuk menangani stunting sebesar 40 persen dari total 2700 an balita di Kabupaten Kudus atau sekitar 1200-an balita,” katanya, Sabtu (15/2/2025).
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata usianya. Hal itu disebabkan karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Pihaknya juga berencana mencegah stunting dengan menggandeng perusahaan melalui skema CSR. Sehingga nantinya semakin banyak balita yang tertangani dari stunting.
Menurut Nuryanto, ada beberapa ciri-ciri stunting. Terutama mencakup gangguan pertumbuhan antar umur, berat badan tidak sesuai dengan umur seusianya, perkembangan otak lambat, mudah sakit, dan lainnya.
Intinya...
”Intinya stunting terdapat gangguan pertumbuhan. Antara umur dengan berat badan tidak sesuai,” sambungnya.
Lebih lanjut, Nuryanto menyampaikan agar orangtua memahami asupan gizi untuk anak agar terhindar Stunting. Utamanya makanan yang mengandung gizi seimbang. Mencakup protein, karbohidrat, sayuran dan buah-buahan.
”Orangtua perlu memperhatikan asupan gizi untuk anaknya. Terutama usia saat masih di dalam kandungan hingga usia dua tahun,” terangnya.
Pemberian ASI eksekutif juga diperlukan. Terlebih pada saat anak berada di kandungan hingga usia dua tahun yang merupakan masa pembentukan otak.
”Makanya perlu diberikan makanan yang memiliki gizi seimbang,” ujarnya.
Editor: Budi Santoso