Salah satunya adalah Vicky Lusiano Warga Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Vicky Lusiano memilih beralih ke Pertalite per hari ini, Kamis (27/2/2025). Saat ditemui di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Bacin di Kabupaten Kudus, Ia menyebut adanya Pertamax oplosan itu merugikan dirinya sebagai konsumen. ”Adanya oplosan merugikan karena kualitas Pertamax menurun,,” katanya, Kamis.
Ia menambahkan, dirinya sudah menggunakan Pertamax sejak tiga tahun terakhir. Kini dirinya mulai berubah pikiran dan mengisi Pertalite sebanyak Rp 30 ribu untuk kendaraannya.
”Ini tadi mengisi Pertalite Rp 30 ribu untuk perjalanan ke Kudus dan Demak pulang pergi,” imbuhnya.
Warga Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Marsya menyampaikan hal senada. Ia sudah menggunakan Pertamax selama dua tahun. Namun, per hari ini dirinya mengisi Pertalite.
Ia menambahkan, adanya Pertamax oplosan itu sama halnya seperti Pertalite versi mahal. Berkaca dari hal itu, dirinya akhirnya memutuskan pilih Pertalite.
Murianews, Kudus – Sejumlah konsumen pertamax di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai beralih ke bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite, menyusul adanya pertamax oplosan dalam pusara kasus korupsi Dirut Pertamina dan beberapa pihak lain.
Salah satunya adalah Vicky Lusiano Warga Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Vicky Lusiano memilih beralih ke Pertalite per hari ini, Kamis (27/2/2025). Saat ditemui di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Bacin di Kabupaten Kudus, Ia menyebut adanya Pertamax oplosan itu merugikan dirinya sebagai konsumen. ”Adanya oplosan merugikan karena kualitas Pertamax menurun,,” katanya, Kamis.
Ia menambahkan, dirinya sudah menggunakan Pertamax sejak tiga tahun terakhir. Kini dirinya mulai berubah pikiran dan mengisi Pertalite sebanyak Rp 30 ribu untuk kendaraannya.
”Ini tadi mengisi Pertalite Rp 30 ribu untuk perjalanan ke Kudus dan Demak pulang pergi,” imbuhnya.
Warga Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Marsya menyampaikan hal senada. Ia sudah menggunakan Pertamax selama dua tahun. Namun, per hari ini dirinya mengisi Pertalite.
”Saya biasanya mengisi Pertalite. Tetapi karena ada kabar Pertamax oplosan Pertalite saya takut. Akhirnya mending isi Pertalite saja per hari,” terangnya.
Ia menambahkan, adanya Pertamax oplosan itu sama halnya seperti Pertalite versi mahal. Berkaca dari hal itu, dirinya akhirnya memutuskan pilih Pertalite.
Memilih Pertamax Turbo...
”Kalau oplosan seperti ini kan ya sama saja saya beli Pertalite tapi versi mahal. Alasan lainnya pilih Pertalite daripada mesin motor saya malah rusak kalau terkena oplosan,” pungkasnya.
Warga lainnya, Andre memilih menggunakan Pertamax Turbo dengan harga Rp 14 ribu per liter. Hal itu dilakukannya karena dirinya khawatir jika memakai Pertamax nantinya justru berisi oplosan.
”Saya pakai Pertamax turbo karena khawatir kalau pakai Pertamax nantinya justru oplosan. Kalau oplosan kan merusak sepeda motor,” ucapnya.
Ia sebenarnya sudah menggunakan Pertamax sejak dua tahun. Namun karena adanya kabar oplosan itu ia memilih berganti Pertamax turbo per hari ini.
”Lebih ke arah antisipasi saja daripada motor saya rusak,” ujar pemilik motor matic keluaran terbaru tersebut.