Kamis, 20 November 2025

Murianews, KudusAtap ruang kelas V di SDN 2 Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah roboh pada Rabu (12/2/2025) pukul 12.30 WIB. Pihak sekolah pun terpaksa memindah tempat belajar siswa.

Diketahui, Atap kelas yang roboh itu berada di kelas V. Kondisinya sangat memperihatinkan. Bagian genteng berhamburan jatuh di area kelas. Kayu-kayu berukuran besar tampak berserakan. 

Pada area sekitar ruang kelas diberi tanda menggunakan rafia agar tidak ada siswa yang melintas di area tersebut. Ruang kelas V itu juga dikunci agar siswa tidak memasuki area ruang kelas. 

Kepala SD 2 Purwosari, Hery Hartati menyampaikan atap kelas V yang ambruk itu terjadi 12 Februari. Imbasnya, dua kelas lainnya yakni kelas IV dan VI mengalami kerusakan di beberapa sudut atap ruang kelasnya. 

”Jumlah siswa kelas lima ada 19 anak. Untuk sementara siswa kelas V SD pindah di ruang UKS untuk mengikuti kegiatan belajar,” katanya, Selasa (4/3/2025). 

Selanjutnya, siswa kelas VI sebanyak 13 siswa kegiatan belajarnya dipindahkan ke ruang kelas III. 

”Untuk siswa kelas III SD nya sebanyak 14 anak belajarnya di perpustakaan,” sambungnya. 

Sementara itu, untuk siswa kelas IV SD sebanyak 14 siswa untuk sementara waktu belajarnya di laboratorium. 

”Di sekolah ini total ada 90 siswa dengan enam kelas,” terangnya. 

Tak ada tanda-tanda roboh...

Ia menambahkan, awalnya tidak menyangka bakal ada tanda-tanda atap roboh. Sebab, di hari itu siswa masih mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas tersebut. 

”Tidak ada tanda-tanda mau roboh. Kalau sudah ada tanda-tanda mau roboh tentu kami tidak berani menggelar kegiatan belajar di kelas sejak pagi harinya,” ujarnya. 

Ia menambahkan, kegiatan belajar berlangsung aman sampai siswa pulang sekolah pukul 12.15 WIB. Kemudian pada pukul 12.30 WIB atap ruang kelas tersebut roboh. 

”Kami bersyukurnya anak-anak sudah pulang di jam tersebut,” imbuhnya. 

Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Jawa Tengah, Anggun Nugroho menyampaikan pihaknya telah meminta Korwil Kota untuk memantau kegiatan belajar di sekolah tersebut. Ia tak memungkiri kegiatan belajar menjadi tidak maksimal. 

”Memang kondisinya tidak nyaman untuk belajar. Untuk sementara waktu solusi dari sekolah kegiatan belajarnya dipindah-pindah dulu,” imbuhnya. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler