Anggun tidak menyangkal kondisi atap ruang kelas yang ambrol telah mengganggu kenyamanan belajar siswa. Sebagai contoh, siswa kelas tiga saat ini harus belajar dengan lesehan di ruang perpustakaan karena ruang kelas mereka terdampak.
Seperti yang diketahui, ambruknya atap ruang kelas 5 dan 6 telah menyebabkan perubahan lokasi belajar bagi beberapa siswa.
Saat ini, siswa kelas 5 harus menempati ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), sementara siswa kelas 6 belajar di ruang kelas 3. Kondisi ini tentu kurang ideal untuk proses pembelajaran yang efektif.
Sementara itu, siswa kelas 1 tetap belajar di ruang kelas mereka, siswa kelas 2 memanfaatkan laboratorium, siswa kelas 3 belajar di perpustakaan, dan siswa kelas 4 menggunakan ruang kelas 2.
”Kami terus berupaya agar perbaikan dapat segera diselesaikan sehingga siswa dapat kembali belajar dengan nyaman di ruang kelas mereka masing-masing,” tegas Anggun.
Murianews, Kudus – Kabar gembira bagi siswa dan tenaga pendidik SD 2 Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Sekolah dasar yang mengalami kerusakan pada sejumlah fasilitasnya ini dipastikan akan segera mendapatkan perbaikan.
Rencananya, proyek renovasi dengan anggaran mencapai Rp 400 juta akan dimulai pada bulan Mei 2025.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Anggun Nugroho, menjelaskan dana sebesar Rp 400 juta tersebut dialokasikan dari Dana Tak Terduga tahun anggaran 2025.
Dana ini akan digunakan untuk memperbaiki bagian atap, plafon, lantai, serta dinding bangunan sekolah yang mengalami kerusakan.
”Prioritas perbaikan adalah atap ruang kelas lima dan kelas enam yang mengalami masalah. Selain itu, plafon, lantai, dan dinding di beberapa bagian sekolah juga akan diperbaiki,” ungkap Anggun pada Kamis (10/4/2025).
Anggun memperkirakan proses perbaikan akan dimulai pada bulan Mei 2025 dan diperkirakan berlangsung selama kurang lebih dua hingga tiga bulan ke depan.
Pihaknya berupaya agar renovasi dapat segera dimulai sehingga kegiatan belajar mengajar siswa dapat kembali berjalan dengan nyaman.
”Kami usahakan agar perbaikan bisa dimulai pada Mei 2025. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat kembali belajar di lingkungan yang kondusif,” sambungnya.
Ganggu Kenyamanan Belajar Siswa...
Anggun tidak menyangkal kondisi atap ruang kelas yang ambrol telah mengganggu kenyamanan belajar siswa. Sebagai contoh, siswa kelas tiga saat ini harus belajar dengan lesehan di ruang perpustakaan karena ruang kelas mereka terdampak.
Seperti yang diketahui, ambruknya atap ruang kelas 5 dan 6 telah menyebabkan perubahan lokasi belajar bagi beberapa siswa.
Saat ini, siswa kelas 5 harus menempati ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), sementara siswa kelas 6 belajar di ruang kelas 3. Kondisi ini tentu kurang ideal untuk proses pembelajaran yang efektif.
Sementara itu, siswa kelas 1 tetap belajar di ruang kelas mereka, siswa kelas 2 memanfaatkan laboratorium, siswa kelas 3 belajar di perpustakaan, dan siswa kelas 4 menggunakan ruang kelas 2.
”Kami terus berupaya agar perbaikan dapat segera diselesaikan sehingga siswa dapat kembali belajar dengan nyaman di ruang kelas mereka masing-masing,” tegas Anggun.
Editor: Supriyadi