Digelar di Kudus, Festival Film Anak Bangsa Angkat Tema Lingkungan
Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 12 April 2025 17:32:00
Murianews, Kudus – Festival Film Anak Bangsa (FFAB) digelar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Saat ini tahapannya masuk penjurian. Tema yang diangkat yakni berkaitan dengan isu lingkungan.
Data yang dihimpun Murianews.com ada 157 film yang telah diikutsertakan di FFAB tahun 2025 ini. Ratusan film itu berasal dari 63 kabupaten/kota di 18 provinsi yang ikut serta se-Indonesia.
Acara ini diselenggarakan oleh Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) bersama Garam Serta Terang Production (G and T Production). Tema yang diangkat yakni ”Air Mata Air”.
Pengurus RKBBR, Leonardus Tri Purnanto menyampaikan tema ”Air Mata Air” selaras dengan visi dan misi Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR), Kabupaten Kudus untuk memberi ruang dialog seni dan budaya.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki keberagaman budaya dan alam serta cerita-cerita rakyat yang penuh makna dan nilai-nilai kehidupan. Khususnya hubungan manusia dengan alam.
Salah satu elemen yang esensial dalam kehidupan yakni air. Air merupakan bagian dari manusia yang tak tergantikan.
”Adanya festival ini, harapannya tidak hanya untuk merayakan karya-karya seni dan kreativitas. Tetapi juga untuk menyampaikan pesan soal lingkungan,” katanya, Sabtu (12/4/2025).
Kolaborasi dengan Komunitas...
Sementara itu, Perwakilan G and T Production,Cornel Innos mengutarakan ajang FFAB 2025 ini dapat menjadi ruang kolaborasi komunitas penikmat dan pembuat film untuk mewadahi karya.
”Peserta diharapkan dapat mengeksplorasi tema melalui berbagai perspektif. Baik itu isu-isu sosial maupun lingkungan,” ungkapnya.
Pihaknya ingin mengajak para sineas muda dan pembuat film Indonesia untuk menggali potensi dengan pendekatan yang kreatif, unik, dan penuh makna. Melalui film para sineas dapat menyampaikan keresahan.
”Harapan kami melalui ajang FFAB muncul karya yang luar biasa dari teman-teman. Sehingga karyanya dapat memberikan dampak positif untuk generasi yang akan datang,” terangnya.
Editor: Supriyadi



