Pada bulan Januari 2025, tercatat empat kasus kematian. Angka ini kemudian menurun menjadi tiga kasus pada Februari 2025, dan satu kasus kematian kembali terjadi pada Maret 2025.
Direktur RSI Sunan Kudus, dr Ahmad Syaifuddin, membenarkan informasi tersebut.
”Ada kasus meninggal akibat DBD yang kami rawat di sini. Kami juga sudah menyampaikan hal ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dan juga Kementerian Kesehatan,” ujarnya pada Selasa (15/4/2025).
”Pasien yang kami rawat ada yang disertai stroke dan penyakit komorbid lainnya,” imbuhnya.
Usia kedelapan pasien yang meninggal akibat DBD ini bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka berasal dari berbagai wilayah di sekitar Kudus, termasuk Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Jepara.
Murianews, Kudus – Delapan pasien Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus, Jawa Tengah, dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, yakni Januari hingga Maret 2025.
Data yang dihimpun dari pihak RSI Sunan Kudus menunjukkan adanya peningkatan kasus kematian akibat DBD yang cukup signifikan.
Pada bulan Januari 2025, tercatat empat kasus kematian. Angka ini kemudian menurun menjadi tiga kasus pada Februari 2025, dan satu kasus kematian kembali terjadi pada Maret 2025.
Direktur RSI Sunan Kudus, dr Ahmad Syaifuddin, membenarkan informasi tersebut.
”Ada kasus meninggal akibat DBD yang kami rawat di sini. Kami juga sudah menyampaikan hal ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dan juga Kementerian Kesehatan,” ujarnya pada Selasa (15/4/2025).
Syaifuddin menjelaskan sebagian pasien yang meninggal akibat DBD juga memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
”Pasien yang kami rawat ada yang disertai stroke dan penyakit komorbid lainnya,” imbuhnya.
Usia kedelapan pasien yang meninggal akibat DBD ini bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka berasal dari berbagai wilayah di sekitar Kudus, termasuk Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Jepara.
Gejala Demam Berdarah...
Menyikapi situasi ini, dr Ahmad Syaifuddin mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala demam berdarah.
”Gejala demam berdarah yang harus diketahui meliputi demam, muncul ruam, nyeri otot dan sendi. Masyarakat harus tahu supaya penanganannya tidak terlambat,” terangnya.
Mengingat cuaca masih belum stabil, hujan dan kemarau pihaknya mengimbau masyarakat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Caranya dengan melakukan 3M plus. Yakni meliputi menguras, menutup dan mengubur.
Ia tak menampik cuaca yang belum stabil mengakibatkan terjadinya penyakit DBD. Oleh sebab itu menurut dia menjalankan 3M plus tergolong efektif mencegah penyebaran penyakit DBD.
”Cara 3M plus ini lebih efektif dibandingkan dengan melakukan fogging. Kemudian tempat yang menjadi sarang nyamuk seperti genangan air harus dibersihkan,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi