Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah, menegaskan komitmennya dalam menangani permasalahan gizi buruk.

Berbagai upaya strategis terus dilakukan untuk menekan angka gizi buruk di wilayah tersebut. Salah satunya melalui kegiatan penatalaksanaan gizi buruk yang digelar di kantor Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Kudus, Rabu (21/5/2025).

Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto mengatakan, dalam kegiatan tersebut pihaknya melibatkan tim gizi dari rumah sakit.

”Kami melibatkan tim gizi dari puskesmas dan pihak rumah sakit. Kegiatan ini untuk mencari solusi penanganan gizi buruk. Kegiatan ini sebagai upaya memutus rantai stunting,” kata Nuryanto, Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, penanganan gizi buruk membutuhkan pendekatan yang terukur dan terprogram, mulai dari pelayanan di posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit.

”Supaya lebih terprogram. Sehingga permasalahan gizi buruk ini dapat teratasi,” sambungnya.

Nuryanto menjelaskan, salah satu ciri balita yang mengalami gizi buruk adalah berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, penanganan sejak dini sangat krusial.

Pelayanan posyandu...

Upaya penanganan gizi buruk dapat dimulai dari pelayanan di posyandu, yang mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta sosialisasi makanan bergizi.

”Pemberian makanan bergizi sesuai usia anak juga perlu diperhatikan. Selain itu, konsumsi makanan seimbang perlu diperhatikan mulai dari karbohidrat, protein, dan vitamin,” terangnya.

Selain itu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh kader posyandu juga perlu ditingkatkan. Konsumsi PMT dinilai memberikan dampak positif dalam pemenuhan gizi seimbang.

”Supaya pertumbuhan anak-anak normal. Pencegahan gizi buruk sebagai bagian dari upaya memutus stunting,” imbuh Nuryanto.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler