Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto menyampaikan kasus kematian ibu di tahun ini diakibatkan berbagai faktor, termasuk adanya penyakit komorbid yang dialami ibu.
”Ada yang diakibatkan tekanan darah tinggi, komplikasi, asma dan ada yang disertai infeksi berat,” katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Ia menyampaikan, tiga kasus tersebut tergolong lumayan banyak. Namun, angka kasusnya masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2024 silam, yakni sebanyak enam kasus AKI.
”Pada tahun lalu kami berhasil mencegah AKI. Di bulan November 2024 ada dua kasus kematian. Namun, pada Desember 2024 ada empat kasus kematian. Sehingga total ada enam AKI di tahun 2024,” sambungnya.
Meski baru tiga AKI pada tahun 2025 per bulan Juni, ia berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan. Sehingga tidak ada penambahan kasus AKI di 2025 ini. Bahkan keinginan untuk zero kasus selalu diupayakan setiap tahunnya.
Pihaknya berupaya untuk mencegah bertambahnya kasus AKI pada tahun ini. Yakni dengan memperkuat skrining awal melalui Antenatal Care (ANC). ANC merupakan pemeriksaan untuk ibu hamil guna memantau kesehatan ibu hamil dan janin.
”Ibu hamil harus tahu dan melaksanakan pemeriksaan ANC di puskesmas. Kalau sekarang minimal enam kali dan dua kali di antaranya diperiksa oleh dokter dan harus di USG,” terangnya.
Murianews, Kudus – Angka kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mencapai tiga kasus dalam kurun waktu Januari 2025 hingga Juni 2025. Penyebabnya karena berbagai hal.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto menyampaikan kasus kematian ibu di tahun ini diakibatkan berbagai faktor, termasuk adanya penyakit komorbid yang dialami ibu.
”Ada yang diakibatkan tekanan darah tinggi, komplikasi, asma dan ada yang disertai infeksi berat,” katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Ia menyampaikan, tiga kasus tersebut tergolong lumayan banyak. Namun, angka kasusnya masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2024 silam, yakni sebanyak enam kasus AKI.
”Pada tahun lalu kami berhasil mencegah AKI. Di bulan November 2024 ada dua kasus kematian. Namun, pada Desember 2024 ada empat kasus kematian. Sehingga total ada enam AKI di tahun 2024,” sambungnya.
Meski baru tiga AKI pada tahun 2025 per bulan Juni, ia berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan. Sehingga tidak ada penambahan kasus AKI di 2025 ini. Bahkan keinginan untuk zero kasus selalu diupayakan setiap tahunnya.
Pihaknya berupaya untuk mencegah bertambahnya kasus AKI pada tahun ini. Yakni dengan memperkuat skrining awal melalui Antenatal Care (ANC). ANC merupakan pemeriksaan untuk ibu hamil guna memantau kesehatan ibu hamil dan janin.
”Ibu hamil harus tahu dan melaksanakan pemeriksaan ANC di puskesmas. Kalau sekarang minimal enam kali dan dua kali di antaranya diperiksa oleh dokter dan harus di USG,” terangnya.
Pemeriksaan ANC...
Pemeriksaan ANC mencakup laboratorium, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian gizi. Selain itu juga pemeriksaan lain seperti riwayat penyakit yang diderita.
”Edukasi juga kami lakukan melalui medsos. Kami perkuat kolaborasi juga dengan rumah sakit supaya dapat mencegah terjadinya kehamilan berisiko,” ujarnya.
Pemberian gizi juga menjadi saran yang harus diterapkan oleh ibu hamil. Mengonsumsi makanan bergizi harus menjadi pola hidup yang dibiasakan sejak kehamilan.
”Konsumsi makan bergizi wajib dilakukan oleh ibu hamil. Makanan harus mengandung protein dan karbohidrat. Selain itu juga ditambah dengan sayuran dan buah-buahan,” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi