Serda Sukron mengungkapkan ini adalah kali pertama ia menerapkan metode Gasing di SD 4 Kandangmas, meskipun ia sudah sering mengajar di beberapa sekolah lain di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Pembelajaran yang berlangsung sekitar satu jam itu membuat anak-anak senang dan aktif di kelas. Mereka tak ragu mengacungkan jari untuk maju ke depan menjawab pertanyaan atau menulis angka.
”Tadi saya mencoba mengajak anak-anak untuk berani tampil di depan kelas menulis angka-angka. Seperti bagaimana bentuk angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Alhamdulillah anak-anak sudah tahu,” terangnya.
Serda Sukron berharap kedatangannya dapat memberikan pemahaman baru kepada siswa-siswi tentang Matematika, terutama karena pelajaran ini sering dianggap sulit.
”Harapannya anak-anak tetap semangat belajar. Karena Matematika sering dianggap sulit. Padahal sebenarnya Matematika dapat dikemas menyenangkan,” imbuhnya.
”Anak-anak sebelumnya selalu merasa takut kalau belajar Matematika. Dengan adanya mode pembelajaran ini anak-anak bisa mudah menerima pelajaran Matematika,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Serda Sukron Ma’mun, Babinsa 01 Kota dari Kodim 0722/Kudus, Jawa Tengah, memiliki cara unik dalam mengajar matematika.
Sebagai bagian dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125, Serda Sukron memperkenalkan metode pembelajaran Gasing akronim dari gampang asyik dan menyenangkan kepada siswa-siswi.
Pada Kamis (31/7/2025), Serda Sukron Ma’mun yang juga Satgas TMMD Reguler ke-125 mengajar 35 siswa kelas 1 di SD 4 Kandangmas, Kecamatan Dawe. Sebelum memulai pelajaran, puluhan siswa diajak senam bersama untuk membangkitkan semangat.
”Saya senang bisa mengajar anak-anak dengan metode Gasing ini,” kata Serda Sukron.
Metode Gasing ini memang dirancang untuk membuat belajar Matematika menjadi lebih menyenangkan.
Serda Sukron mengajak siswa belajar sambil bermain, mengenalkan bentuk-bentuk angka, dan mendorong mereka untuk berani tampil menulis angka di depan kelas.
Suasana kelas pun menjadi begitu asyik. Para siswa antusias menjawab tebak-tebakan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah stik es krim.
”Para siswa ini saya ajarkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian menggunakan stik es krim. Supaya mereka mudah mencerna materi yang saya sampaikan,” sambungnya.
Kelas Jadi Aktif...
Serda Sukron mengungkapkan ini adalah kali pertama ia menerapkan metode Gasing di SD 4 Kandangmas, meskipun ia sudah sering mengajar di beberapa sekolah lain di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
”Alhamdulillah anak-anak bisa memahami materi yang saya berikan,” ujarnya.
Pembelajaran yang berlangsung sekitar satu jam itu membuat anak-anak senang dan aktif di kelas. Mereka tak ragu mengacungkan jari untuk maju ke depan menjawab pertanyaan atau menulis angka.
”Tadi saya mencoba mengajak anak-anak untuk berani tampil di depan kelas menulis angka-angka. Seperti bagaimana bentuk angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Alhamdulillah anak-anak sudah tahu,” terangnya.
Serda Sukron berharap kedatangannya dapat memberikan pemahaman baru kepada siswa-siswi tentang Matematika, terutama karena pelajaran ini sering dianggap sulit.
”Harapannya anak-anak tetap semangat belajar. Karena Matematika sering dianggap sulit. Padahal sebenarnya Matematika dapat dikemas menyenangkan,” imbuhnya.
Plt Kepala SD 4 Kandangmas, Suwito, menyambut baik inisiatif TNI AD ini. Ia menilai metode Gasing yang dibawakan bisa dengan mudah dierima anak.
”Anak-anak sebelumnya selalu merasa takut kalau belajar Matematika. Dengan adanya mode pembelajaran ini anak-anak bisa mudah menerima pelajaran Matematika,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi