Salah seorang petani Desa Kandangmas, Samianto menyampaikan rasa syukurnya atas adanya betonisasi JUT oleh Kodim 0722/Kudus. Kini ia lebih mudah membawa hasil panennya.
”Rasanya senang karena jalannya tidak lagi jelek dan bisa lebih mudah mengangkut hasil panen,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Ia tak lagi kesulitan membawa hasil panen. Manfaat lainnya yakni ia tidak perlu memutar jauh untuk mengangkut hasil panen ke rumah.
”Kalau tidak perlu memutar jauh artinya ongkos transportasi saya lebih hemat. Sehingga bisa saya gunakan untuk kegiatan lainnya,” sambungnya.
Samianto biasanya membawa hasil panennya menggunakan sepeda motornya. Sekali angkut hasil panen kencur sebesar satu kilogram. Ia biasanya harus mengangkut tiga kali langsiran.
”Tiga kali langsiran itu paling tidak membawa secara total 60 karung. Kalau menggunakan mobil tanpa memutar jalur, biayanya sekitar Rp 200 ribu. Tetapi kalau memutar bisa sampai 250 ribu hingga Rp 300 ribu,” terangnya.
Setelah betonisasi jalan dilakukan, ia merasa terbantu. Sebab, tidak perlu lagi memutar lebih jauh.
”Setelah jadi seperti ini pastinya masyarakat di sini yang mayoritas petani bisa lebih sejahtera karena perekonomian meningkat,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) oleh Satgas TMMD Reguler ke-125 Kodim 0722/Kudus, Jawa Tengah memberikan manfaat bagi petani di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Salah seorang petani Desa Kandangmas, Samianto menyampaikan rasa syukurnya atas adanya betonisasi JUT oleh Kodim 0722/Kudus. Kini ia lebih mudah membawa hasil panennya.
”Rasanya senang karena jalannya tidak lagi jelek dan bisa lebih mudah mengangkut hasil panen,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Ia tak lagi kesulitan membawa hasil panen. Manfaat lainnya yakni ia tidak perlu memutar jauh untuk mengangkut hasil panen ke rumah.
”Kalau tidak perlu memutar jauh artinya ongkos transportasi saya lebih hemat. Sehingga bisa saya gunakan untuk kegiatan lainnya,” sambungnya.
Samianto biasanya membawa hasil panennya menggunakan sepeda motornya. Sekali angkut hasil panen kencur sebesar satu kilogram. Ia biasanya harus mengangkut tiga kali langsiran.
”Tiga kali langsiran itu paling tidak membawa secara total 60 karung. Kalau menggunakan mobil tanpa memutar jalur, biayanya sekitar Rp 200 ribu. Tetapi kalau memutar bisa sampai 250 ribu hingga Rp 300 ribu,” terangnya.
Setelah betonisasi jalan dilakukan, ia merasa terbantu. Sebab, tidak perlu lagi memutar lebih jauh.
”Setelah jadi seperti ini pastinya masyarakat di sini yang mayoritas petani bisa lebih sejahtera karena perekonomian meningkat,” imbuhnya.
Kesulitan...
Rasa senang diutarakan oleh Petani Ketela asal Desa Kandangmas, Kasmanto. Sebelum dibeton ia dan petani lainnya kesulitan membawa hasil panen.
”Akses jalannya sangat sulit kalau sedang musim hujan karena tanahnya menjadi becek. Mau tidak mau saya harus gunakan ojek mobil bak terbuka. Biayanya mencapai Rp 200 ribu. Kalau memutar, biayanya menjadi lebih banyak sekitar Rp 300 ribu,” ucapnya.
Sementara itu, Satgas TMMD Reguler ke-125, Kapten Inf Subekhi menjelaskan, selain digunakan membawa hasil panen petani, jalan tersebut juga menjadi akses menuju tempat wisata religi. Yakni Makam Raden Ayu Dewi Nawangsih di Desa Kandangmas.
”Ketika akses jalannya sudah bagus, maka akan memberikan manfaat untuk masyarakat yang hendak wisata religi,” sambungnya.
Ia juga membenarkan masyarakat di Desa Kandangmas begitu bergantung dengan pertanian. Keberadaan JUT dirasa membantu petani membawa hasil panen berupa singkong, kunir, jahe, kunyit, dan tebu.
”Dari jalan ini untuk ke sawah atau ke lokasi Makam Dewi Nawangsih tidak sampai lima menit,” imbuhnya.
Senada, Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro, Mayjen TNI Achiruddin mengatakan, akses jalan begitu penting untuk mobilisasi masyarakat. Sehingga warga sekitar tidak perlu memutar.
”Masyarakat akan lebih dimudahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Silakan sarpras yang sudah bagus ini dirawat agar bisa digunakan dalam kurun waktu yang lama,” imbuhnya.