Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Jumlah penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mencapai 2.132 kasus per Agustus 2025. Jumlah tersebut lebih rendah dari jumlah proyeksi atau prediksi di 2025 sebanyak 2.643 kasus. 

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto mengatakan cakupan temuan kasus TBC per Agustus 2025 tercatat 80,6 persen. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan TBC per Agustus 2025 tercapai 92 persen. 

Nuryanto menjelaskan, capaian 2.132 per Agustus 2025 itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2024 silam sebanyak 3.093 kasus sejak Januari 2024 sampai Desember 2024.

Ia mengajak masyarakat untuk mencegah penyakit TBC sejak awal. Sehingga dapat dilakukan pengobatan segera mungkin. 

”Ada beberapa gejala yang ditimbulkan dari TBC. Di antaranya batuk disertai dahak selama dua pekan tidak sembuh. Nafsu makan menurun, berat badan turun dan demam,” katanya, Kamis (11/9/2025). 

Ia menambahkan, DKK Kudus telah melakukan berbagai cara mengatasi TBC. Mulai dari pemenuhan sarpras penunjang Tes Cepat Molekuler (TCM), pemenuhan logistik alat kesehatan, serta melakukan monitoring dan evaluasi program TBC. 

”Skrining TBC juga kami lakukan. Selain itu juga bekerjasama dengan berbagai pihak guna mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien TBC melalui pemberian bantuan makanan,” sambungnya. 

Peran Tim Percepatan...

Pihaknya juga mengoptimalkan peran Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis Kabupaten Kudus. Tim ini bertugas melakukan sosialisasi dan edukasi tentang program TBC dengan membuat surat edaran beserta bahan media edukasi. 

”Upaya investigasi kontak untuk meningkatkan penemuan kasus TBC dan infeksi laten TBC (ILTB) juga kami lakukan,” terangnya. 

Rencana tindak lanjut juga dilakukan. Yakni dengan meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan terhadap penyakit TBC. Diagnosis dan pengobatan sesuai standar juga dilakukan. 

”Edukasi dan sosialisasi pencegahan TBC, utamanya bagi masyarakat yang kontak serumah dengan pasien TBC juga dilakukan. Sehingga dapat mengurangi angka kesakitan TBC,” imbuhnya. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler