Syarat Kesehatan Haji Diperketat, DKK Kudus Tunggu Juknis Kemenkes
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 27 Oktober 2025 13:24:00
Murianews, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah, akan melaksanakan sosialisasi terkait regulasi terbaru mengenai syarat kesehatan (istitaah) haji.
Terutama tentang pengetatan persyaratan medis yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi, yang berfokus pada kemampuan fisik calon jemaah haji. Hanya saja, untuk saat ini pihak DKK masih menunggu petunjuk teknis lengkap dari Kementerian Kesehatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten atau DKK Kudus Nuryanto mengungkapkan hal tersebut Senin (27/10/2025). ”Kami sudah mendengar kabar tersebut, tetapi memang teknis detailnya masih menunggu dari Kemenkes dan Kemenag,” kata Nuryanto.
Nuryanto menjelaskan, nantinya calon jemaah haji yang memiliki kondisi penyakit kronis tertentu dianggap tidak memenuhi syarat istitaah haji secara fisik.
Calon haji yang dinilai tidak memenuhi syarat istitaah yakni apabila mengalami gagal fungsi organ vital, penyakit saraf dan gangguan kejiwaan berat, lansia dengan demensia, kehamilan berisiko tinggi, penyakit menular aktif, dan pasien kanker.
Kemudian, calon jemaah haji juga diwajibkan melakukan vaksinasi. Meliputi vaksinasi Covid-19, meningitis polio dan demam kuning.
”Sebelum adanya aturan baru, pemeriksaan meningitis dan polio sudah berjalan rutin. Sedangkan untuk vaksinasi Covid-19 pada tahun 2019, 2020 dan 2021 juga sudah berjalan. Setelah 2021 memang tidak ada lagi vaksinasi Covid-19,” sambungnya.
Sedangkan untuk vaksinasi demam kuning menurut Nuryanto belum dijalankan. Sebab, belum menjadi program pemerintah Indonesia.
”Kalau yellow fever atau demam kuning belum ada kepastian dan belum dijalankan di Indonesia,” terangnya.
Ia menambahkan, sebenarnya kesiapan kesehatan bagi calon jemaah haji terus dilakukan. Pemeriksaan penyakit serta vaksinasi juga telah dilakukan setiap tahunnya bagi calon jemaah sebelum menunaikan ibadah haji.
Nuryanto memaparkan, skrining kesehatan sebelum menjalankan ibadah haji memang dibutuhkan. Adanya skrining dapat memastikan kondisi kesehatan calon jemaah haji lebih terpantau sebelum keberangkatan.
”Terutama penyakit kronis dapat lebih terpantau sebelum keberangkatan ibadah haji. Calon jemaah diobati terlebih dahulu sampai sembuh supaya ketika berangkat ibadah haji bisa sehat,” ujarnya.
Editor: Anggara Jiwandhana



