Ia menjelaskan, perjalanan melewati jalur alternatif yang disebut jalur non muslim itu cukup singkat. Kendaraan yang dinaiki keenammya melintasi gurun.
Pilihan jalur alternatif itu agar menghindari petugas di gate pemeriksaan masuk ke area Makkah.
”Bukan kanan dan kiri saja yang berupa gurun. Tetapi mobil yang kami kendarai memang berjalan di atas gurun,” terangnya.
Ulil menambahkan, apabila tidak ada driver yang mengantarnya masuk ke Makkah, tentu keenamnya tidak dapat masuk ke Makkah. Artinya keenamnya tidak dapat menjalankan umrah.
”Kalau tidak ada driver tersebut ya kami tidak jadi umrah karena tidak bisa masuk ke Makkah tarifnya juga lebih murah dari tarif resmi,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Melintasi jalur alternatif dari Jeddah menuju Makkah saat melakoni umrah backpacker menjadi pengalaman tersendiri bagi warga asal Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Ulil Albab (56).
Jalur alternatif yang memiliki julukan Jalur Non Muslim itu dipilih lantaran Ulil tak memiliki tasreh sebagai akses masuk ke Makkah.
Ide umrah backpacker dilakukan oleh Ulil bersama kelima rekannya di tahun 2023 silam. Saat itu beberapa rekannya ada keperluan tugas ke Istanbul, Turki. Kemudian ada waktu senggang empat hari yang bisa ia gunakan untuk umrah secara backpacker-an.
Kala itu keenamnya, termasuk Ulil tidak dapat masuk Makkah karena sedang memasuki tahun haji. Penjagaan menuju Makkah begitu ketat, sedangkan Ulil beserta kelima rekannya tak memiliki tasreh.
”Perjalanan dari Jeddah ke Makkah tidak ada travel yang mau mengantar kami ke Makkah karena kami tidak punya tasreh,” katanya, Senin (27/10/2025).
Setelah menunggu cukup lama, mereka bertemu seorang driver asal Yaman yang menawarkan bisa mengantar mereka ke Makkah. Namun, melewati jalur alternatif.
”Driver tersebut bilang kalau kami tidak dapat masuk ke Makkah kalau tidak punya tasreh. Kemudian dia menawarkan mengantarkan ke Makkah lewat jalur alternatif yang disebut jalur non muslim,” sambungnya.
Jalur non muslim...
Ia menjelaskan, perjalanan melewati jalur alternatif yang disebut jalur non muslim itu cukup singkat. Kendaraan yang dinaiki keenammya melintasi gurun.
Pilihan jalur alternatif itu agar menghindari petugas di gate pemeriksaan masuk ke area Makkah.
”Bukan kanan dan kiri saja yang berupa gurun. Tetapi mobil yang kami kendarai memang berjalan di atas gurun,” terangnya.
Ulil menambahkan, apabila tidak ada driver yang mengantarnya masuk ke Makkah, tentu keenamnya tidak dapat masuk ke Makkah. Artinya keenamnya tidak dapat menjalankan umrah.
”Kalau tidak ada driver tersebut ya kami tidak jadi umrah karena tidak bisa masuk ke Makkah tarifnya juga lebih murah dari tarif resmi,” imbuhnya.
Editor: Anggara Jiwandhana