Rabu, 19 November 2025


Banyak masyarakat sekitar lereng gunung muria menyandarkan ekonominya pada biji kopi muria. Entah itu mengolah kopi hasil panennya sendiri dan dikemas dengan berbagai jenama, atau menjualnya mentah.

Mengolah kopi muria hingga siap seduh pun bukanlah suatu yang mudah. Waktu dan proses panjang harus dilakoni demi secangkir kopi yang nikmat diseduh.

Baca: Kopi Muria Dipromosikan Lewat Edukasi dan Demo di Taman Menara Kudus

Pegiat kopi muria Muhammad Ridho menjelaskan, proses awal kopi muria menjadi secangkir wedang yang nikmat tentu dimulai dari memanen biji kopi. Biji kopi yang dipanen haru benar-benar sudah layak atau waktunya panen.

”Proses awal itu memanen biji kopi di kebun, cari yang sudah matang atau sudah merah (petik merah,red,” kata owner Kopi Muria Zayna itu, Jumat (30/6/2023).

Setelah terkumpul dan dibawa ke tempat pengolahan, biji kopi itu dicuci lebih dulu dan direndam kemudian. Saat masih proses perendaman, pemilahan kembali dilakukan. Ini guna mendapatkan biji kopi yang benar-benar berkualitas.

“Dirambang saat pencucian, nanti yang mengambang disortir. Karena yang mengambang itu pasti cacat, kopong, atau ada serangga di dalamnya,” ujarnya.
Baca: Kudus Kembali Gencarkan Branding Kopi MuriaSementara, sambung dia, biji kopi yang tenggelam lanjut ke proses pengolahan dengan cara dijemur hingga kering di bawah sinar matahari. Proses penjemuran kurang lebih sekitar dua pekan.”Kalau panasnya bagus, maksimal, itu sekitar dua pekan. Kalau panasnya kurang ya bisa lebih,” ujarnya.Kemudian, proses selanjutnya yakni pemisahan antara kulit dan biji menggunakan mesin. Baru setelahnya, proses roasting atau sangrai dilakukan. Proses ini bisa dilakukan dengan mesin atau secara tradisional.”Penyamaan ukuran biji kopi dulu, agar roasting merata. Roastingnya sekitar 15 menit. Lalu setelah roasting selesai, didiamkan tiga hari. Baru setelahnya digiling untuk menjadi bubuk siap seduh,” jelasnya. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler