Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Hanya ada satu siswa baru yang masuk di SD Negeri 3 Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus pada tahun ajaran 2023/2024. Sejumlah faktor ditengarai menyebabkan minimnya siswa yang masuk di sekolah tersebut.

Kepala SD Negeri 3 Japan Dwi Susanto tak menampik jika sekolah yang dipimpinya itu kerap minim mendapatkan siswa baru. Bahkan kondisi itu terus terjadi hingga tahun ini yang jumlah siswa barunya hanya satu orang.

”Baru tahun ini dapat satu. Tahun lalu itu dapat empat siswa. Pernah itu juga dapat 13 siswa itu di tahun 2019,” katanya.

Ia menjelaskan, tahun ini memang di sekitar wilayahnya minim sekali anak yang masuk usia SD. Anak-anak di sekitar wilayahnya mayoritas usianya belum mencukupi untuk masuk SD.

Kondisi sekolahannya pun berdekatan dengan sekolah negeri lain. Satu desa ada tiga sekolah dasar negeri di Desa Japan tersebut.

”Ya lumayan jaraknya, yang SD satu itu dekat, lokasinya sebelah balai desa. Yang SD 2 itu agak jauh, di dekat Rejenu. Jika bilang populasi anak seusia masuk SD disini memang kurang,” ujarnya.

Setiap pembagian rapor, pihaknya selalu berupaya menggandeng orang tua siswa jika memiliki anak atau tetangga usia masuk SD bisa di sekolahkan di SDN 3 Japan. Namun, mayoritas, sambung dia, orang tua wali menyebut tidak ada anak yang usia masuk SD.

“Kami sosialisasikan itu memang tidak ada siswa usia masuk SD. Siswa sini juga sebagian dari luar desa,” ujarnya.

Meski demikian, menurutnya kondisi minimnya siswa ini tidak mempengaruhi kualitas pembelajaran atau pedidikan di sekolahnya. Begitu juga dengan siswanya yang tidak terpengaruh, siswa diberbagai jenjang kelas yang berbeda sering berbaur.

“Satu siswa baru ini malah dapat pembelajaran intens dengan guru. Siswanya juga sudah nyaman. Saat ini total siswa kami ada 29,” imbuhnya.

Sementara Sulijah, guru kelas satu SDN 3 japan menyebut, puluhan tahun silam SDN 3 Japan pernah memiliki siswa baru dengan jumlah banyak.

”Tahun 1990 dulu itu pernah sampai 31 siswa, itu saya pertama mengajar disini. Dulu itu banyak juga siswa dari Pati, karena wilayah sini termasuk perbatasan,” ujarnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di wilayah Pati semakin banyak madrasah-madrasah yang berdiri. Sehingga, memang banyak wali murid yang akhirnya menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lebih dekat.

”Ada sekolah baru (MI), terus yang warga Pati menyekolahkan anaknya disana,” imbuhnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler