Dijanjikan Kerja di Korea, Sekelompok Warga Kena Tipu
Yuda Auliya Rahman
Kamis, 23 November 2023 21:54:00
Murianews, Kudus – Sekelompok warga kena tipu dengan penyedia jasa penyaluran Tenaga Kerja Migran di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hal ini setelah mereka diming-imingi untuk bekerja di Korea dan sudah mengeluarkan uang, namun tak kunjung diberangkatkan.
Puluhan warga dari Kudus, Pati, Jepara, Rembang, hingga Demak yang meminta kejelasan pun mendatangi rumah penyedia jasa TKI berinisial HS di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis (23/11/2023). Namun saat itu kondisi rumah terduga pelaku sepi dan terlihat berdebu seperti sudah ditinggalkan cukup lama.
Salah seorang warga yang merasa tertipu, Budi Triman mengatakan, kedatanganya bersama warga lain karena merasa tertipu karena tak kunjung diberangkatkan bekerja ke Korea.
”Pertama dijanjikan tiga bulan, terus sampai bulan lima, ini sudah hampir selesai tahun belum ada kejelasan. Kami datangi rumah malah tidak ada orangnya,” katanya
Padahal, sambung dia, penyedia jasa tersebut sudah menarik sejumlah uang dari setiap orang yang dijanjikan akan bekerja di Korea itu. Mereka dijanjikan bekerja di pabrik-pabrik besar di Korea. Seperti Samsung, hingga Hyundai, dengan gaji sebulan yang didapatkan mencapai 2000 won atau sekitar hampir Rp 25 jutaan.
Penyedia jasa tersebut dipilih karena awalnya memprioritaskan skill bukan bahasa yang jadi prioritas.
”Ada yang sampai Rp15 Juta sampai Rp50 jutaan. Rata-rata itu sudah ditarik uang sekitar Rp25 jutaan. Jumlahnya banyak, ada 200 orang lebih. Jadi diutamakan skill, sebelum itu kami belajar. Belajarnya itu las. Ngomongnya ditempatkan di Samsung, Hyundai, Daewoo,” ungkap warga Pati itu.
Senada, korban lain, Tutur Wijayanto juga merasa tertipu dengan janji-janji palsu yang diberikan oleh oknum tersebut. Bahkan, yang mengikuti program ke Korea itu ada yang menjual tanah, jual truk, hingga mengambil hutang di bank.
”Nah ini malah uangnya dibawa kabur (tidak diberangkatkan). Syarat berangkatnya itu minimal ijazah SMA, tapi dia (HS) itu menyanggupi meskipun tidak ada ijazah bisa mengusahakan dengan tambahan ongkos 3 juta. Bilangnya ada sertifikat skil dari dia juga tambah Rp3,5 juta, padahal kami punya sertifikat sendiri tapi dianggap tidak memenuhi syarat,” ujarnya.
Kini, mereka menginginkan uang yang sudah dikeluarkan untuk berangkat ke Korea dan diberikan kepada terduga pelaku HS untuk dikembalikan. Mereka juga menyebut sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian.
Editor: Budi Santoso



