Perayaan Waisak, Vihara Naradha Rahtawu Kudus Lakukan Persiapan
Zulfa Amila Shaliha
Sabtu, 18 Mei 2024 22:29:00
Murianews, Kudus – Waisak merupakan hari suci yang diperingati oleh seluruh umat Buddha di seluruh dunia. Umat Buddha di Vihara Naradha, Rahtawu, Kudus, Jawa Tengah, juga tidak akan ketinggalan untuk ikut merayakannya.
Untuk perayaan Waisak tahun ini yang akan jatuh pada 23 Mei 2024, umat Budhha di Vihara Naradha juga sudah melakuka persiapan. Mereka akan menggelar perayaan Waisak di vihara yang berlokasi di lereng Gunung Muria ini.
Ketua Vihara Naradha, Subakir (50), mengungkapkan, untuk persiapan perayaan Waisak di viharanya sudah dilaksanakan sekitar satu bulan yang lalu. Kegiatan persiapan itu di kalangan umat Buddha dikenal dengan kegiatan Sebulan Penghayatan Dhama (SPD).
Diantaranya melakukan puja bhakti atau meditasi selama satu jam pada pukul tujuh malam. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan pharita suci, dhamadesana (ceramah) dan mendoakan leluhur.
“Rencananya, pada tanggal 22 nanti kami akan melakukan patidhana atau mendoakan leluhur,” kata Subakir pada Murianews.com, Sabtu (18/5/2024)
Selebihnya, tidak ada persiapan spesifik. Mereka akan lebih fokus pada acara sedekah bumi yang diadakan pada siang hari, pukul 13.00 WIB.
Sementara pada hari raya Waisak tanggal 23 Mei 2024 nanti, akan ada beberapa rangkaian acara. Acara yang pertama adalah melakukan Fang sen atau lepas satwa. Hal ini diharapkan bisa mendatangkan kebahagiaan bagi hewan yang dilepas.
“Tujuan kami melakukan Fang sen agar binatang tersebut merasakan belas kasih kami. Biasanya upacara melepas ikan. Berhubung di sini gunung, kami melepas burung,” ujar Subakir.
Setelah itu, kata dia, akan dilaksanakan ziarah makam untuk menyambut waisak pada malam harinya. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mengelilingi vihara sebanyak tiga kali sambil membaca kitab pharita.
“Ketika membaca pharita, kami membaca satu bait saja. Namun, dibaca berulang-ulang,” ungkap Subakir.
Acara selanjutnya adalah dengan melakukan puja bhakti pada pukul 20.59 WIB. Ada pembacaan pharita sambil melakukan meditasi. Estimasi waktu kurang lebih selama 30 menit sampai satu jam.
“Setelahnya dilanjutkan dengan penyampaian pesan waisak oleh Bikkhu. Namun, Tahun ini kami tidak mengundang Bikkhu. Mereka terlampau sibuk,” ujar Subakir.
Editor: Budi Santoso



