Kamis, 20 November 2025


Dugaan itu dikemukakan Pegiat Sejarah Begandring Soerabaia, Achmad Zaki Yamani. Ia mengatakan, bom martir yang ditemukan Sabtu (13/8/2023) diduga dari Pesawat Martin 166 WH-3 yang dijatuhkan ke Laut Jawa.

Melansir beritajatim.com, saat itu nelayan setempat juga menemukan mortir yang tersangkut di jaring penangkap ikan. Mortir ini memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm dan berdiameter sekitar 40 cm.

Kala itu, usai dibawa ke daratan, mortir tersebut segera dievakuasi oleh Tim Jibom Gegana Polda Jatim, Minggu (14/8/2022).

Baca: Bangkai Pesawat Sisa PD II Ditemukan Nelayan Lamongan, Begini Wujudnya

’’Jika posisi ditemukannya tidak jauh dari posisi pesawat ditemukan, saya kira ini masih berkaitan (antara pesawat dan mortir). Mortir itu saya lihat bentuknya juga mirip dengan bom udara,’’ jelasnya.

Zaki menyebut, bom tersebut kemungkinan dijatuhkan sebelum pesawat Martin 166 WH-3 M-555 yang belakangan ditemukan nelayan Weru, Paciran, Lamongan jatuh ke laut.
’’Kemungkinannya dijatuhkan dari pesawat Martin 166 M-555 sesaat sebelum pesawat jatuh ke laut, untuk meringankan beban pesawat agar benturan saat jatuh tidak terlalu parah,’’ jelasnya.Diketahui, nelayan Desa Weru, Miftah bersama sejumlah anak buahnya tak sengaja mendapatkan bangkai pesawat saat melaut. Bangkai pesawat itu tersangkut jaring penangkap ikan miliknya dan kemudian dievakuasi ke daratan.Belakangan diketahui, benda yang ditemukan nelayan tersebut adalah puing-puing dari Pesawat Martin 166 WH-3 M-555 yang jatuh 23 Desember 1941.Baca: Temukan Pesawat Bersejarah, Nelayan Lamongan Ini Malah Rugi Jutaan RupiahAtas temuan itu, Zaki berharap, pihak berwenang dengan melibatkan instansi seperti Asisten Potensi Maritim Armada II dan lainnya segera mengevakuasi puing pesawat tersebut. Tujuannya agar penemuan tersebut bisa dilakukan riset lebih mendalam.’’Harapan saya, dilakukan riset lebih mendalam sesuai data dan arsip yang ada agar menjadi kajian. Kalau secara serius mau dikaji, maka harus melibatkan owner dari pesawat ini agar lebih konkrit. Bisa juga dilakukan penyelaman di kawasan lokasi penemuan untuk mencari keterangan lebih lanjut, demi melestarikan sejarah,’’ harapnya.

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler