Pertumbuhan Ekonomi Masih Kesampingkan Kerusakan Lingkungan
Zulkifli Fahmi
Kamis, 11 Januari 2024 12:03:00
Murianews, Jakarta – Dalam mencari angka pertumbuhan eknomi, dampak dari kerusakan lingkungan yang terjadi masih dikesampingkan. Kerusakan lingkungan pun dianggap normal untuk mencari pertumbuhan ekonomi.
Itu diungkapkan guru besar ekonomi, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang menjadi salah satu narasumber di acara Green Webinar dengan tema ”Tantangan Pembangunan dan Ekonomi Berkelanjutan”.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan BBC Media Action, Selasa (9/1/2024), Bambang Brodjonegoro mengatakan kondisi itu menjadi bagian paling sulit dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek Indonesia) itu mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang akan berujung pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) memang belum memasukkan unsur-unsur lingkungan hidup.
”Artinya faktor kerusakan lingkungan yang terjadi ketika melakukan, misalnya, ekstraksi dalam pertambangan dianggap normal untuk mencari pertumbuhan,” ujarnya.
Menurut Bambang, upaya mengimplementasikan pembangunan ekonomi berkelanjutan tak hanya dibebankan pada pemerintah saja. Peran swasta dan pelaku usaha juga sangat diperlukan.
Namun sayangnya, menurut Chairperson of advisory board, Social Investment Indonesia, Jalal, hampir tidak ada pelaku usaha yang punya komitmen dalam konteks dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan ini.
Menurut Jalal, itu tak luput dari roadmap keuangan berkelanjutan yang baru dimulai di tahun 2014 dan implementasi regulasinya yang baru berlaku di tahun 2019.
Lambannya penerapan pembangunan dan ekonomi berkelanjutan itu kemudian berdampak pada laju krisis iklim. Di tahun 2023, dampak perubahan iklim semakin terasa, mulai dari peningkatan suhu bumi, bencana alam, hingga gagal panen yang memunculkan kekhawatiran terjadinya krisis pangan.
”Karena itu, pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan perlu terus didorong dan semua pihak mengambil perannya masing-masing,” ujar Jalal.
Dalam sambutannya, Ketua umum AMSI Wahyu Dhyatmika mengajak semua pihak, tak terkecuali awak media untuk untuk memahami pentingnya isu lingkungan dan membangun kesadaran bersama.
”Perubahan iklim bisa dicegah selama semua pihak memahami dan mau bekerja sama. Kalau kita tidak bisa mengubah gaya hidup kita, kalau kita tidak bisa menemukan model pembangunan ekonomi alternatif, maka kita akan terus bergerak ke arah jurang yang akan menjadi titik balik dari bumi yang kita diami bersama,” tegasnya.



