Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Calon Presiden Nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menyebut persoalan bangsa yang tengah dihadapi hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan.

Itu diungkapkan dalam sesi pertama Debat Pilpres 2024 kelima, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).

”Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum, pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini,” kata Anies.

Di bidang perekonomian, Anies menyorot masih ada segelintir orang yang menguasai sebagian besar perekonomian Indonesia.

Ia pun kemudian membandingkan dengan para pendiri bangsa Indonesia. Di mana, sekitar 60 orang anggota BPUPKI, mendirikan bangsa bukan untuk dirinya, keluarganya, ataupun golongannya sendiri.

”Ketika republik ini didirikan para pendirinya 60-an orang anggota BPUPKI, mereka adalah orang-orang terdidik mereka dari kaum yang privilege. Tapi mereka mendirikan republik untuk semua, bukan mendirikan republik untuk kepentingan dirinya, golongannya, ataupun keluarganya, mereka mendirikan ini untuk semuanya,” kata Anies.

Anies mengatakan, ia ingin membawa gagasan para pendiri bangsa untuk kembali mewarnai republik ini. Dan mengarahkannya agar Republik Indonesia ke depan kembali pada format awal.

Ia menyorot ada 45 juta orang belum bekerja dengan layak, 70 juta orang tak punya jaminan sosial, dan pendidikan yang belum merata. Selain itu, ia menyebut ada 15 juta orang jadi korban kekerasan seksual.

”Ini problem yang tidak menjadi kepedulian segelintir elit. Ini adalah kepedulian rakyat kebanyakan. Karena itu dalam perjalanan kami satu tahun, kami menemukan jutaan rakyat yang berbondong-bondong menginginkan perubahan mereka membuat poster rakyat, membuat posko rakyat mendoakan dari tempat yang tidak kita lihat,” katanya.

Anies kemudian memaparkan program-program perubahannya. Mulai memastikan kualitas hidup sehat, bantuan sosial plus, serta memudarkan ketimpangan.

”Bila membutuhkan, diberikan bansos sesuai kebutuhannya. Bansos plus bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi tapi untuk kepentingan yang diberi. Dan warga negara yang bangga dengan negaranya karena dijaga budayanya dan etikanya dijaga tinggi,” ujarnya.

Anies juga mendorong persatuan dengan ditopang keadilan. Menurutnya, persatuan tidak mungkin terjadi bila masih ada ketimpangan. Sebab, persatuan membutuhkan rasa keadilan.

”Karena itu misi kami tegas mewujudkan bangsa yang sehat yang cerdas, yang sejahtera berbudaya dan Bersatu. Kita menyaksikan begitu banyak orang punya prinsip sapa wani rekasa bakal gayuh mulya, siapapun yang bersungguh-sungguh dalam usahanya pasti meraih kemuliaan, tapi bila kesempatannya ada, bila kesempatan yang tidak ada menghasilkan frustrasi,” jelasnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler