Disebut Tak Masuk Radar Kabinet Prabowo, Begini Pesan Sri Mulyani
Zulkifli Fahmi
Rabu, 6 Maret 2024 17:06:00
Murianews, Jakarta – Nama Sri Mulyani disebut tak masuk dalam radar Kabinet Prabowo Subianto bila memenangi Pilpres 2024. Kabar itu diungkapkan media asing Businesstimes.com.
Dilaporkan, ada empat sosok yang dipertimbangkan menjadi Menteri Keuangan era Prabowo Subianto nanti. Dari keempatnya, tak ada nama sosok Sri Mulyani, Menteri Keuangan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Empat sosok yang disebut yakni, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kartika Wirjoatmodjo (Wamen BUMN), Mahendra Siregar (Ketua OJK), dan Royke Tumilar (Dirut BNI).
Media asing asal Amerika Serikat, Bloomberg juga menyebut taka da Sri Mulyani dalam bursa calon Menteri keuangan di Kabinet Prabowo-Gibran.
Menurut sebuah sumber yang dikutip Bloomberg, keempat pejabat tersebut dipandang paling cocok untuk peran menteri keuangan karena keahlian mereka di bidang keuangan, serta kepemimpinan yang efektif.
Menanggapi itu, Sri Mulyani memberikan pesan pada calon Menteri Keuangan mendatang. Ia mengatakan, kunci sukses mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi ialah kepiawaian dalam mengelola kebijakan fiskal.
Selain itu, sosok menteri keuangan selanjutnya juga harus mampu memastikan fondasi ekonomi Indonesia tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko krisis keuangan.
”Mengelola perekonomian Indonesia serta kebijakan fiskal, merupakan kombinasi antara ambisi untuk terus mencapai kemajuan atau mempercepat kemajuan pada tingkat yang Anda inginkan. Namun, pada saat yang sama memastikan fondasinya akan tetap kuat, kokoh, dan sehat,” ujarnya dikutip dari Liputan6.com, Rabu (6/3/2024).
Menurut Sri Mulyani, kemampuan itu saja tak cukup. Ia menyebut Menteri Keuangan mendatang juga harus peka dalam menerima menerima berbagai aspirasi dari masyarakat.
”Saya rasa ini sangat penting karena pada akhirnya, politik dan perekonomian adalah tentang harapan dan aspirasi masyarakat. Mereka ingin memiliki kehidupan yang lebih baik, oleh karena itu penting untuk menjawab aspirasi dan harapan masyarakat tersebut,” ungkapnya.
Tak hanya itu, menteri keuangan selanjutnya harus memiliki sikap adaptif. Mengingat, terdapat berbagai risiko permasalahan perekonomian yang dapat sewaktu-waktu terjadi.
”Misalnya, seperti saat ini, kita dihadapkan pada tingkat suku bunga yang sangat tinggi. Tiga tahun lalu Anda tidak menggunakan vaksinasi. Ekonomi Jepang bahkan sedikit negatif. Sekadar memberi contoh, bahwa perubahan bisa terjadi dengan sangat cepat,” ujar Menkeu.



