Rabu, 19 November 2025

Murianews, Rembang – Pemkab Rembang kembali memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Republik Indonesia (MURI) membatik di momen Hari Kartini ke-145, Minggu (21/4/2024).

Rekor tersebut dipecahkan dengan melibatkan seribuan peserta milenial di Alun-Alun Kota Rembang. Penghargaan itu merupakan kali ketujuh yang didapatkan Pemkab Rembang.

Tercatat, 1.054 peserta yang merupakan siswa dari tingkat SMP hingga SMA sederajat. Anak-anak berkebutuhan khusus juga turut ikut andil memecahkan rekor pagi itu.

Usai rekor terpecahkan, penghargaan langsung diserahkan Ketua MURI perwakilan Jawa Tengah, Sri Widayati pada Bupati Rembang Abdul Hafidz.

Dalam catatan MURI, rekor membatik dengan media syal yang diikuti 1.054 peserta itu masuk dalam catatan rekor yang ke 11.594. Menurut Sri Widayati, rekor itu merupakan satu hal yang spektakuler.

”Yang ditorehkan kali ini adalah batik khas Lasem yang jadi kebanggaan dari pemerintah Kabupaten Rembang. Dengan kegiatan hari ini semoga semakin mengharumkan nama Kabupaten Rembang akan kecintaannya terhadap batik khususnya batik Lasem,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Pemkab Rembang, Senin (22/4/2024).


Proses memecahkan rekor membatik dengan peserta 1.054 siswa oleh Pemkab Rembang di momen Hari Kartini, Minggu (21/4/2024). (Istimewa/rembangkab.go.id)

Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan pemecahan rekor MURI ini merupakan komitmen Pemkab Rembang untuk melestarikan batik Lasem. Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengukuhkan batik Lasem sebagai warisan budaya asli Rembang.

”Ini (melestarikan batik Lasem) akan terus kami praktekkan sesuai dengan regulasi yang ada. Bahkan ini tadi masuk dalam kategori dunia, ini luar biasa. Tidak ada kata-kata batik Lasem batiknya orang lain, batik Lasem batiknya orang Rembang,” tuturnya.

Salah satu peserta membatik, Arrasyita Shaafana Putri Dema (16), siswa SMAN 1 Rembang mengaku bangga karena turut berpartisipasi dalam pemecahan rekor MURI.

Menurutnya, membatik cukup sulit dilakukan. Butuh ketelitian dan kesabaran yang menjadi kunci dalam membatik.

”Di sekolah ada (pelatihan membatik) tapi buat kelas XI belum dapat. Jadi ini baru pertama kali ikut membatik, rasanya senang bisa dapat kesempatan ikut acara ini (pemecahan rekor MURI),” ujarnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler