Info Haji 2024
Sajeriah, Jemaah Haji Indonesia Penyandang Tuna Netra
Zulkifli Fahmi
Jumat, 17 Mei 2024 21:05:00
Murianews, Jakarta – Raut wajah gembira tak bisa disembunyikan Sajeriah, Jemaah Haji Indonesia asal Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Ia akhirnya diberangkatkan ke Tanah Suci setelah 14 tahun menanti.
Sajeriah menjadi tamu Allah yang Istimewa. Ia merupakan penyandang tuna netra yang mendapatkan panggilan untuk menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Perempuan 65 tahun ini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Embarkasi Makassar (UPG-3). Ia telah tiba di Madinah 15 Mei 2024 lalu.
Meski menjadi penyandang difabel netra, semangat Sajeriah tak padam. Ia bahkan mempersiapkan perlengkapan hajinya sendiri, mulai mencuci, melipat, hingga menyusunnya di dalam koper.
Dalam melakukan perjalanan haji ini, Sajeriah tak khawatir dan sudah Ikhlas bila ditakdirkan meninggal saat menjalankan ibadah di Tanah Suci.
”Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ucapnya di Madinah, Rabu (15/5/2024) seperti dikutip Murianews.com dari laman Kemenag RI, Jumat (17/5/2024).
Semangat dan keikhlasan Sajeriah ini membuat orang-orang sekitarnya sampai menitikkan air matanya. Hasmia (53), keponakannya yang menampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji pecah tangisnya.
Hasmia tahu betul bibinya itu. Sejak kecil ia sudah dekat dengannya. Menurutnya, Sajeriah begitu mandiri meski menyandang difabel tuna netra.
Bahkan, Sajeriah biasa mengurus keponakan-keponakannya. Pekerjaan rumah tangga, seperti memasak nasi dan mencuci selalu dilakukan sendiri.
Hasmia sendiri sampai tak merasa, bibinya itu memiliki keterbatasan karena begitu terampil melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Hafidah Jufri, perawat yang memeriksa dan mendampingi Sejeriah pun salut dengan perempuan renta ini. Sajeriah disebutnya memiliki semangat yang luar biasa.
Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas.
”Semangatnya luar biasa, saya salut,” ujarnya.
Ungkapan serupa juga disampaikan M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG. Semangatnya sangat luar dan memiliki keyakinan yang besar untuk berangkat meski memiliki keterbatasan.
Ia mengungkapkan, mulanya bukan Hasmia yang akan mendampinginya. Namun, keponakannya yang serumah. Ternyata, pendampingnya itu tak bisa, hingga akhirnya digantikan oleh Hasmia.
Begitu Sajeriah dinyatakan berangkat, Hasyim pun memberikan semangat. Salah satunya, dia membagi anggota rombongan dengan komposisi beragam, mulai dari tua muda, dan lansia. Juga dibagi ada anggota yang sehat dan yang memiliki masalah kesehatan.



