Adapun gejalanya, mulai dari demam, nyeri kepala hingga otot pada betis, mata kuning, tidak kencing hingga 2-5 hari terinfeksi.
Menurutnya kondisi itu masih stabil. Namun demikian, Wilys mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penyebarannya.
Pihaknya berpesan agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan di lingkungan sekitar, sering cuci tangan, cuci kaki dengan memakai sabun guna mengantisipasi penyebaran DBD maupun wabah Leptospirosis.
Murianews, Blora – Leptospirosis dan demam berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang berpotensi menyerang saat musim hujan. Tak terkecuali bagi warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soeprapto Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk mewaspadai potensi penyebaran penyakit leptospirosis di musim hujan.
’’Wabah ini, penyebarannya melalui urine hewan yang terinfeksi. Misalnya, sapi, tikus, babi maupun anjing,’’ kata Direktur RSUD Cepu Wilys Yuniarti di Blora, Jumat (15/11/2024) seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan catatannya, ada satu kasus leptospirosis yang menjangkiti warga Blora pada tahun lalu. Pasien itu pun kemudian mendapat rujukan ke RSUD Moewardi Solo.
Wilys mengatakan, saat musim hujan, penyebaran bakteria leptospira ini dimungkinkan semakin meningkat akibat genangan air.
Gejalanya
Adapun gejalanya, mulai dari demam, nyeri kepala hingga otot pada betis, mata kuning, tidak kencing hingga 2-5 hari terinfeksi.
Sementara, terkait DBD, hingga pekan ini sudah ada 39 pasien. Sementara pada bulan sebelumnya ada 77 pasien DBD.
Menurutnya kondisi itu masih stabil. Namun demikian, Wilys mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penyebarannya.
Pihaknya berpesan agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan di lingkungan sekitar, sering cuci tangan, cuci kaki dengan memakai sabun guna mengantisipasi penyebaran DBD maupun wabah Leptospirosis.
