Namun, upaya yang dilakukan Gus Miftah pun tak membuat warganet redam. Sebab, beredar video momentum Gus Miftah saat meminta maaf yang dinilai kurang pantas.
Bahkan, muncul lagi video-video aksi tak terpuji Gus Miftah lainnya yang diunggah para warganet. Salah satunya, saat menghina seniman veteran Yati Pesek.
Warganet akhirnya ’’ayem’’ setelah Gus Miftah ditegur Presiden Prabowo melalui Sekretaris Kabinet Mayor Teddy. Gus Miftah pun mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet Merah Putih.
Kemudian, ada Agus Salim alias Agus ’’Sedih’’. Kasus ini bermula saat ia menjadi korban penyiraman air keras pada 1 September 2024.
Saat itu, ia disiram air keras oleh bawahannya, JJS yang bekerja di sebuah kafe. JJS menyiramnya dengan air keras lantaran kesal karena kerap dimarahi dengan kata-kata kasar.
Usai menjadi korban penyiraman air keras, ia kemudian meminta bantuan. Ia kemudian dibantu seorang influencer dan aktivis sosial, Pratiwi Noviyanti atau Novi untuk mengumpulkan uang donasi.
Tak lama, uang donasi terkumpul hingga Rp 1,5 miliar dan diserahkan ke Agus. Namun, uang donasi yang harusnya digunakan untuk pengobatan matanya, justru dibagi-bagikan ke keluarganya.
Murianews, Kudus – Beragam kejadian viral menggegerkan jagat mayat Indonesia diulas dalam Kaleidoskop 2024 Murianews.com. Kejadian itu menjadi perhatian publik lantaran bersinggungan sosok penting dalam negeri.
Selain itu ada juga kasus yang membolak-balikkan hati warganet. Dari bersimpati menjadi tercengang dengan fakta yang ada hingga membuat warganet geregetan.
Berikut beberapa kejadian viral yang mengegerkan jagat maya sepanjang 2024 sebagaimana dirangkum Murianews.com dari berbagai sumber:
FUFUFAFA
Pada Agustus 2024 atau menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih pada Oktober 2024, warganet digegerkan dengan viralnya akun kaskus FUFUFAFA.
FUFUFAFA ini bahkan sempat menjadi trending topic di X (dulu Twitter) hingga beberapa hari. Sebab, akun tersebut memposting kalimat-kalimat yang menyinggung Prabowo Subianto yang menjadi Presiden Terpilih ketika itu.
Di antara kalimat kasar yang menyasar pada Prabowo yakni, ”Punya anak H*mo”, ”hingga pecatan TNI”.
Sejumlah warganet pun mengkaitkan akun FUFUFAFA dengan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Wakil Presiden Terpilih.
Dugaan itu makin kuat usai ditemukan bukti akun tersebut pernah mengklaim sebagai pemilik akun X (sebelumnya Twitter) dengan username @rkgbrn, yang diketahui merupakan akun lama Gibran Rakabuming.
Tak hanya itu...
Tak hanya itu, Warga X juga menemukan akun Kaskus lama Gibran dengan nama Raka Gnarly & Fufufafa. Hal tersebut membuat kata Fufufafa trending di Twitter atau X pada 31 Agustus 2024.
Namun belum ada klarifikasi dari Gibran Rakabuming Raka terkait persoalan itu. Sementara, para petinggi Partai Gerindra, menyebut framing itu sebagai upaya memecah belah Prabowo dengan Gibran.
Menariknya, saat Gibran membuat layanan ’’Lapor Mas Wapres’’, terdapat laporan dari masyarakat agar akun FUFUFAFA ditindaklanjuti dengan serius, karena dianggap sudah meresahkan.
Gus Miftah dan Pedagang Es Teh
Murianews sengaja menyingkat satu kasus ini menjadi Gus, Agus, Agus yang bikin geleng-geleng. Gus, Agus, Agus ini merupakan tiga sosok yang mengegerkan warganet karena polah tingkahnya.
Gus yang pertama, yakni Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah. Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sempat membuat geger warganet.
Itu bermula saat potongan video menghina seorang penjual es teh viral di media sosial. Di atas panggung, ia mengatai penjual es teh itu dengan sebutan (maaf) goblok.
Tindakan Gus Miftah pun mengundang perhatian warganet. Sebab, selain sebagai penceramah agama, Gus Miftah merupakan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan dalam Kabinet Merah Putih.
Gus Miftah sendiri pun akhirnya meminta maaf pada penjual es teh asal Grabag, Magelang itu. Tak berhenti di sana, ia juga menghadiahkan umrah keluarganya.
Namun...
Namun, upaya yang dilakukan Gus Miftah pun tak membuat warganet redam. Sebab, beredar video momentum Gus Miftah saat meminta maaf yang dinilai kurang pantas.
Bahkan, muncul lagi video-video aksi tak terpuji Gus Miftah lainnya yang diunggah para warganet. Salah satunya, saat menghina seniman veteran Yati Pesek.
Warganet akhirnya ’’ayem’’ setelah Gus Miftah ditegur Presiden Prabowo melalui Sekretaris Kabinet Mayor Teddy. Gus Miftah pun mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet Merah Putih.
Rengekan Agus ’’Sedih’’ Salim
Kemudian, ada Agus Salim alias Agus ’’Sedih’’. Kasus ini bermula saat ia menjadi korban penyiraman air keras pada 1 September 2024.
Saat itu, ia disiram air keras oleh bawahannya, JJS yang bekerja di sebuah kafe. JJS menyiramnya dengan air keras lantaran kesal karena kerap dimarahi dengan kata-kata kasar.
Usai menjadi korban penyiraman air keras, ia kemudian meminta bantuan. Ia kemudian dibantu seorang influencer dan aktivis sosial, Pratiwi Noviyanti atau Novi untuk mengumpulkan uang donasi.
Tak lama, uang donasi terkumpul hingga Rp 1,5 miliar dan diserahkan ke Agus. Namun, uang donasi yang harusnya digunakan untuk pengobatan matanya, justru dibagi-bagikan ke keluarganya.
Uangnya Habis...
Karena uangnya habis, Agus pun meminta bantuan lagi ke Novi. Tapi tak ada kesepakatan antara Novi dan Agus untuk melanjutkan donasi itu.
Agus pun teriak-teriak tak karuan. Belakangan terungkap, dalam surat kesepakatan Novi harus mencarikan donasi untuk Agus hingga tujuh turunan.
Agus ’’Buntung’’ Predator Seksual
Kasus I Wayan Agus Suartama, atau dikenal sebagai Agus Buntung, seorang penyandang disabilitas, hingga menjadi perhatian publik.
Kasus ini menimbulkan perdebatan publik. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang tuna daksa tanpa lengan terlibat dalam pelecehan seksual.
Bahkan, berdasarkan pemeriksaan ada 15 orang yang menjadi korbannya. Beberapa di antaranya bahkan, masih berusia di bawah umur.
Kejadian itu sendiri sempat menimbulkan keraguan dan kekhawatiran terkait pemahaman masyarakat tentang disabilitas, serta kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas dalam melakukan tindakan kriminal.
Picu Kemarahan publik
Menurut keterangan polisi, Agus Buntung memanfaatkan manipulasi emosional dan ancaman psikologis pada korban untuk memenuhi keinginannya.
Temuan itu tentu memicu kemarahan publik, apalagi setelah bukti berupa rekaman video dan suara mulai terungkap.
Fakta-fakta yang terungkap semakin menambah perhatian publik terhadap kasus ini sekaligus mendorong tuntutan agar penegakan hukum dilakukan secara tegas.
Polda NTB memastikan proses hukum berlangsung transparan, di antaranya dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan rekonstruksi kasus untuk mengungkap detail peristiwa.