Rabu, 19 November 2025

Gap kecepatan itu, menurut Achmad, membuat mobil-mobil penumpang akan kesulitan menghindar. Terlebih saat di malam hari, di mana saat itu pencahayaan di sana kurang.

Ia menambahkan mayoritas kecelakaan di Tol Cipali itu terjadi antara mobil penumpang dan truk.

”Ya bayangkan dengan kecepatan tersebut terus menghadapi truk yang berpindah jalur. Ini bisa jadi tidak ada kesempatan menghindar. Jadi risiko tabrak depan dan belakang semakin besar,” ucap dia.

Selain faktor kecepatan kendaraan dan kurangnya pencahayaan di jalur tersebut, tingginya tingkat kematian akibat kecelakaan di sana juga disebabkan oleh truk yang tak memiliki bumper belakang maupun samping.

Kondisi itu menambah fatalitas terhadap dampak kecelakaan yang dialami mobil penumpang.

”Karena saat nabrak, kalau tidak ada bumper atau yang kami sebut perisai kolong ini, mobil akan masuk ke dalam yang membuat segala fitur keselamatan mereka percuma. Kenapa, kalau nabrak itu kan langsung masuk ke dalam, terus kepala yang di kabin mobil pasti akan menghantam sasis,’’ ucap dia.

Guna menekan angka fatalitas dan kecelakaan di Tol Cipali, pihaknya mendorong agar ada penambahan rest area dan pemasangan sistem tilang berbasis kamera atau ETLE yang menyasar pengemudi doyan ngebut.

”Terus juga kami ingin ada nanti manajemen truk ODOL ini. Dan untuk kamera ETLE diharapkan akan membantu menekan angka kecepatan mobil di sana,” kata dia.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler