Kamis, 20 November 2025

Murianews, JakartaEkonomi Indonesia secara cumulative to cumulative (ctc) mengalami pertumbuhan sebesar 5,03 persen pada 2024. Kenaikan itu mencerminkan ekonomi Indonesia stabil di tengah perlambatan ekonomi global.

Bank Dunia atau World Bank mencatatkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi global hanya di angka 2,7 persen (ctc) pada 2024.

World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste, Carolyn Turk menilai, konsumsi rumah tangga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024.

Itu diungkapkannya dalam acara The Business Environment in Indonesia: Exploring the Worldbank's Business Ready Report, Jakarta, Senin (10/2/2024).

Di kesempatan itu, Ia mengingatkan pertumbuhan ekonomi di bawah laju rata-rata dalam satu dekade sebelum Covid-19.

”Dan secara perekonomian global, kita melihat banyak negara berkembang sedang menghadapi utang yang tinggi, pertumbuhan investasi lambat, dan tentu saja tantangan terkait iklim,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Carolyn menambahkan, populasi yang besar memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk berkontribusi pada stabilitas ekonomi.

Meski begitu, guna mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, Indonesia perlu meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya mencapai 6 persen per tahunnnya.

Perlu Reformasi Regulasi dan Birokrasi

Menurutnya, Indonesia perlu mereformasi kerangka regulasi dan birokrasi secara lebih efektif untuk mencapai target itu.

Selain itu, produktivitas sektor swasta dan daya saing bisnis perlu diperkuat. Sebab, keduanya dapat menjadi kunci dalam mencapai target itu.

”Masih terdapat ruang perbaikan dalam penyediaan layanan publik untuk mendukung kepatuhan terhadap regulasi bisnis,” tuturnya.

Dalam laporan Business Ready, Bank Dunia menyoroti pentingnya reformasi regulasi untuk meningkatkan daya saing sektor swasta.

Laporan itu mencatat, di antara 50 negara yang dievaluasi, sebagian besar memiliki regulasi bisnis yang cukup baik dengan skor rata-rata 65,5 dari 100.

Sayangnya, regulasi bisnis itu tak didukung dengan pelayanan publik yang mendukung kepatuhan bisnis. Nilai skor globalnya saat ini mendekati 50 persen.

Itu selaras dengan studi Bank Dunia berjudul ”Unleashing Indonesia’s Business Potential” yang dirilis Juni 2024.

Di mana dalam studi itu menyoroti perlunya reformasi regulasi guna menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, terutama dalam sektor manufaktur dan jasa.

Peran Sektor Swasta...

Carolyn menilai peran sektor swasta menjadi semakin vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tengah ketidakpastian global.

Yakni di antaranya, meningkatnya utang negara-negara berkembang, perlambatan investasi, serta tantangan iklim.

Ia pun menyebut Indonesia memiliki peluang untuk terus memperkuat fundamental ekonominya. Yakni, lewat kebijakan yang mendorong investasi dan inovasi bisnis agar terus tumbuh stabil di tengah tantangan global.

”Hal ini juga menyoroti sejumlah reformasi regulasi yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dan kami percaya bahwa lingkungan ini penting untuk meningkatkan produktivitas di bidang manufaktur dan jasa,” ucapnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler