Pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat, Israel mulai melancarkan serangan udara ke ibu kota Iran, Teheran dan beberapa kota lainnya.
Serangan itu menyerang fasilitas nuklir dan menewaskan sejumlah komantan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Serangan Israel terus berlanjut ke berbagai wilayah di Iran pada Sabtu.
Tak lama, Iran pun merespons dengan melakukan serangan rudal dengan sejumlah target di Israel. Serangan itu menyebabkan korban jiwa dan kerusakan.
Akibat dari serangan itu, sejumlah infrastruktur energi di kawasan itu terganggu. Kemudian, harga minya dunia melonjak, dan jalur penerbangan serta pelayaran internasional di Timur Tengah mengalami pembatasan.
Negara-negara G7 dan PBB, serta komunitas internasional telah menyerukan deeskalasi dan mendorong Solusi damai. Amerika Serikat bahkan secara terbuka menolak opsi ekstrem, seperti pembunuhan pemimpin Iran, guna mencegah perang terbuka yang lebih luas.
Melihat situasi itu, Yudha mendorong agar Indonesia tak hanya menjadi penonton, melainkan tampil sebagai kekuatan moral dan diplomatic guna mendorong penyelesaian damai.
Murianews, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia didorong berperan aktif dalam meredakan konflik Israel dengan Iran yang kian memanas.
Anggota Komisi I DPR RI Yudha Novanza Utama mengtakan, konflik antara Israel dan Iran belakangan ini telah mengguncang situasi global. Konflik tersebut tentu akan membawa dampak pada ketidakpastian internasional yang bisa merugikan.
”Pemerintah harus ambil langkah, dengan aktif mendorong jalan damai,” kata Yudha, seperti dikutip dari Antara, Senin (16/6/2025).
Ia menjelaskan, posisi strategis Indonesia di dunia internasional diharapkan dapat mendorong komunitas global, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar lebih lantang menyerukan perdamaian.
”Pendekatan politik Indonesia yang bebas aktif, tidak memihak, harus dijadikan modal utama untuk mendekati negara adikuasa dan komunitas internasional, agar perang tak kembali terjadi dan menyebar dampaknya. Ini bukan hanya tentang dua negara yang bertikai, tapi tentang stabilitas global,” jelasnya.
Menurutnya, ketegangan antara Israel dan Iran berpotensi memunculkan ketidakstabilan, bahkan diperkirakan terus meluas bila tidak segera diredam melalui jalan damai.
Jika konflik bersenjata tak segera dihentikan, dikhawatirkan merembet pada sektor ekonomi, sosial, hingga tata politik dunia. Ia pun menekankan agar upaya diplomasi sebagai Solusi utama segera dilakukan.
”Jangan sampai menambah panjang daftar konflik dunia yang belum juga usai, dari Ukraina, Gaza, hingga Laut China Selatan. Atas nama kemanusiaan, perdamaian harus dijunjung tinggi oleh setiap negara,” tuturnya.
Israel Serang Iran...
Diketahui, ketegangan Israel dan Iran makin meningkat beberapa hari terakhir, bahkan memasuki fase yang kian berbahaya.
Pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat, Israel mulai melancarkan serangan udara ke ibu kota Iran, Teheran dan beberapa kota lainnya.
Serangan itu menyerang fasilitas nuklir dan menewaskan sejumlah komantan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Serangan Israel terus berlanjut ke berbagai wilayah di Iran pada Sabtu.
Tak lama, Iran pun merespons dengan melakukan serangan rudal dengan sejumlah target di Israel. Serangan itu menyebabkan korban jiwa dan kerusakan.
Akibat dari serangan itu, sejumlah infrastruktur energi di kawasan itu terganggu. Kemudian, harga minya dunia melonjak, dan jalur penerbangan serta pelayaran internasional di Timur Tengah mengalami pembatasan.
Negara-negara G7 dan PBB, serta komunitas internasional telah menyerukan deeskalasi dan mendorong Solusi damai. Amerika Serikat bahkan secara terbuka menolak opsi ekstrem, seperti pembunuhan pemimpin Iran, guna mencegah perang terbuka yang lebih luas.
Melihat situasi itu, Yudha mendorong agar Indonesia tak hanya menjadi penonton, melainkan tampil sebagai kekuatan moral dan diplomatic guna mendorong penyelesaian damai.