Korlantas Polri pun menurunkan tim gabungan dengan polres Probolinggo dan Polda Jawa Timur (Jatim). Mereka telah melakukan analisa di tempat kejadian kecelakaan, turut Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Itu diungkapkan Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Faizal saat menghadiri santunan jasa raharja kepada keluarga korban di Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Senin (15/9/2025).
”Ada tim dari Korlantas yang akan berkolaborasi dengan Polda Jatim dan Polres Probolinggo," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Dalam penyelidikan itu, Korlantas polri membawa alat khusu yang canggih berupa Traffic Accident Analyzer (TAA). Alat itu memiliki teknologi tiga dimensi, radar tiga dimensi, dan drone untuk mendukung penyelidikan, sehingga bisa diketahui penyebab kecelakaan.
”Hasilnya nanti akan bisa membantu menguatkan bagaimana posisi awal kendaraan, kemudian pada saat kejadian dan pada saat setelah kejadian,” katanya.
Dengan teknologi canggih itu diharapkan dapat membantu menentukan kecepatan kendaraan saat kejadian. Selain itu, alat tersebut juga dapat mengidentifikasi pihak yang paling bertanggung jawab dalam kecelakaan maut.
”Kami juga meminta keterangan dari para korban yang telah dapat dimintai kesaksian. Kami juga mengapresiasi kepada berbagai pihak yang telah membantu penanganan pascakecelakaan, termasuk Jasa Raharja dan RSBS Jember,” ujarnya.
Murianews, Surabaya – Penyebab kecelakaan maut di Jalur Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang menyebabkan delapan orang meninggal masih diselidiki.
Korlantas Polri pun menurunkan tim gabungan dengan polres Probolinggo dan Polda Jawa Timur (Jatim). Mereka telah melakukan analisa di tempat kejadian kecelakaan, turut Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Itu diungkapkan Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Faizal saat menghadiri santunan jasa raharja kepada keluarga korban di Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Senin (15/9/2025).
”Ada tim dari Korlantas yang akan berkolaborasi dengan Polda Jatim dan Polres Probolinggo," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Dalam penyelidikan itu, Korlantas polri membawa alat khusu yang canggih berupa Traffic Accident Analyzer (TAA). Alat itu memiliki teknologi tiga dimensi, radar tiga dimensi, dan drone untuk mendukung penyelidikan, sehingga bisa diketahui penyebab kecelakaan.
”Hasilnya nanti akan bisa membantu menguatkan bagaimana posisi awal kendaraan, kemudian pada saat kejadian dan pada saat setelah kejadian,” katanya.
Dengan teknologi canggih itu diharapkan dapat membantu menentukan kecepatan kendaraan saat kejadian. Selain itu, alat tersebut juga dapat mengidentifikasi pihak yang paling bertanggung jawab dalam kecelakaan maut.
”Kami juga meminta keterangan dari para korban yang telah dapat dimintai kesaksian. Kami juga mengapresiasi kepada berbagai pihak yang telah membantu penanganan pascakecelakaan, termasuk Jasa Raharja dan RSBS Jember,” ujarnya.
Selain itu...
Ia menyebut, keterangan dari korban, juga membantu mempercepat merampungkan berita acara dan melengkapi kekurangan kemarin. Sebab, keterangannya sangat dibutuhkan, terutama saksi yang ada di dalam bus.
Selain olah TKP kedua yang telah dimulai pada Senin itu, penyidik juga akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan pemeriksaan saksi ahli dari berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Hino dan Isuzu, serta pemilik perusahaan kendaraan yang disewa.
”Kami juga akan mendatangkan saksi ahli untuk mengetahui penyebab kecelakaan maut di jalur Gunung Bromo. Kami akan menyampaikan perkembangan terbaru terkait penanganan kecelakaan itu,” katanya.