Rabu, 29 November 2023

Kalimantan Utara Paling Rawan Kasus Perdagangan Orang

Ali Muntoha
Rabu, 5 Juli 2023 11:28:43
Wakabareskrim Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri memberi keterangan pada wartawan. (Humas Polri)
Murianews, Jakarta – Polri menyebut Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi daerah paling rawan kasus tindak perdagangan orang (TPPO). Kaltara kini pun menjadi sasaran operasi Polri dalam pemberantasan TPPO.

Hal ini ditegaskan Wakabareskrim Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri. ”Kami gerak ke daerah Kaltara, yang mana setelah kami analisis dan deteksi bahwa banyak sekali di sana terjadinya TPPO,” kata Asep dikutip dari laman Humas Polri, Rabu (5/7/2023).

Ia menyebut, dalam operasi penindakan TPPO Polri menemukan 600 lebih korban TPPo dari berbagai daerah, ke Pelabuhan Tanan Tuko, Nunukan, Kalimantan Utara. Nunukan merupakan daerah paling utara di Kalimantan Utara yang menjadi daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

Ratusan orang itu di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.

”Saat kami periksa ternyata dari 600 lebih itu ada empat tersangka pertama dan korban 233 orang yang berhasil kami selamatkan. Kami dapat 10 tersangka, dan sampai 2–3 minggu kemudian, tersangka tambah menjadi 18 orang, dan 7 (masuk) DPO (daftar pencarian orang),” katanya.

Baca: 13 Tersangka Baru Kasus TPPO Diamankan Polda Jateng

Asep menambahkan, kepolisian masih mendalami dan mengembangkan kasus TPPO itu dan melacak orang-orang yang terlibat.

Hasil kerja Satgas TPPO dalam periode 5 Juni 2023 hingga 3 Juli 2023 tercatat ada 1.943 korban perdagangan orang yang berhasil diselamatkan. Satgas TPPO melalui kepolisian menetapkan 698 pelaku sebagai tersangka tindak pidana perdagangan orang.

Baca: 668 Pelaku Perdagangan Orang Ditangkap, Korban Ada yang Dijadikan PSK

Dari 1.943 korban itu, 65,5 persen pekerja migran Indonesia (PMI), 26,5 persen pekerja seks komersial (PSK), 6,6 persen anak-anak yang dieksploitasi untuk bekerja, dan 1,4 persen anak buah kapal (ABK).

Komentar