Peninggalan Wali Sanga Adalah Milik Bangsa Indonesia
Anggara Jiwandhana
Minggu, 23 Juli 2023 03:22:00
Murianews, Kudus – Peninggalan Wali Sanga adalah milik bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan Perhimpunan Pemangku Makam Auliya (PPMA) dalam acara Halaqah Internasional Peradaban Walisanga Untuk Kemanusiaan yang Adil dan Beradab via zoom, di Kudus, Sabtu (22/7/2023).
PPMA menyebutkan, peninggalan atau warisan budaya maupun benda dari para Wali Sanga tidak hanya milik dari warga Islam khususnya milik Nahdiyin saja. Tetapi juga menjad milik bangsa Indonesia.
Oleh karena itu semua peninggalannya baik terlihat maupun tidak terlihat dari Wali Sanga seyogyanya dijaga oleh semua unsur dan kalangan. Mulai dari pemangku makam sendiri hingga unsur birokrasi yang berperan di sektor regulasi.
Hal tersebut disampaikan perwakilan Perhimpunan Pemangku Makam Auliya (PPMA) yang juga Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) KH Em Najib Hasan. di kegiatan Halaqah Internasional Peradaban Walisanga Untuk Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sabtu (22/7/2023).
”Hal ini juga yang terjadi di Makam Sunan Kudus. Tradisi Buka Luwur ini kami juga disumbangkan oleh nonmuslim, ini indah. Ini indah dan ini terjadi di Kabupaten Kudus,” kata Najib.
Najib menambahkan, sudah semestinya generasi saat ini menjaga dan melestarikan apa yang menjadi peninggalan dari para Wali Sanga.
”Baik yang kasat mata maupun tak kasat mata ini harus dijaga keutuhan dan kelestariannya,” tandasnya.
Sementara itu, Gus Ulil Abshar Abdalla yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan ini menambahkan, apa yang diajarkan saat ini di pesantren juga merupakan sebuah peninggalan dari para Wali Sanga. Ilmu tersebut merupakan ilmu-ilmu yang juga merupakan peninggalan zaman khilafah.
“Sehingga benar-benar bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat,” ujar Gus Ulil Abshar.
Lainnya, Syekh Nazrul Naseer al-Azhari dari Malaysia juga menambahkan bahwa dia cukup iri bagaimana masyarakat Indonesia sangat menjaga warisan budaya dari para Wali Sanga. Banyak masyarakat yang juga berbondong-bondong untuk berziarah dan meramaikan makam para wali.
Editor: Budi Santoso



