Ramadan 2024
Menilik Makam KHR Asnawi Seorang Pencetus NU dari Kudus
Anggara Jiwandhana
Jumat, 15 Maret 2024 14:36:00
Murianews, Kudus – KHR Asnawi bisa dibilang menjadi salah satu tokoh pencetus berdinirinya organisasi islam Nahdlatul Ulama (NU). Dia merupakan salah satu perumus anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD ART) NU pada tahun 1928 silam.
Tanggal kelahiran NU sendiri ditetapkan sesuai dengan pertemuan Komite Hijaz yakni di Surabaya pada 31 Januari 2024. KHR Asnawi adalah mustasyar pertama sekaligus propagandis utama di berdirinta NU.
NU Cabang Kudus sendiri merupakan cabang yang pertama kali didirikan di kota lainnya selain Surabaya. KHR Asnawi adalah orang yang lagi-lagi berada di balik berdirinya organisasi islam itu.
Atas sejarah itulah, kini, makam KHR Asnawi selalu ramai dikunjungi para peziarah utamanya warga NU. Mayoritas mereka berasal dari dalam Kudus. Namun tak jarang pula yang berasal dari luar Kabupaten Kudus.
Makam KHR Asnawi sendiri berada di komplek Makam Sunan Kudus. Lokasinya persis di depan mihrab pengimaman Masjid Menara. Terdapat sebuah payon atau atap untuk melindungi makam. Di sebelahnya terdapat makam almarhumah istri KHR Asnawi yakni Nyai Hj Hamdanah.
”Mbah Asnawi ini memang tidak ramai diziarahi oleh warga yang datang untuk berziarah ke Sunan Kudus, bisa dikatakan ini lebih ramai dari Kudus awalnya. Namun dalam setahunan ini masyarakat luar kota ikut berziarah, terutama pengurus-pengurus NU,” ucap Staff Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Denny Nur Hakim, Jumat (15/3/2024).
Mbah Asnawi sendiri, sambung Denny, lahir di Desa Damaran Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus pada tahun 1861 Masehi. Beliau kemudian berpulang pada tanggal 26 Desember 1959 Masehi.
Sepanjang hidupnya, beliau banyak menulis kitab-kitab. Sebut saja kitab Fashalatan, yakni kitab fikih khusus yang menerangkan permasalahan salat.
Kitab ini mengajarkan kita untuk mengerjakan ibadah salat dengan benar menurut ajaran syariat Islam. Dalam kitab ini juga ditambahkan keterangan bagaimana cara mengerjakan salat sunah. Seperti salat tasbih, salat dhuha, jamak qashar, mayit, gerhana, istikharah dan sejumlah salat lainnya.
KHR Asnawi, juga menulis kitab Mutaqad Seked. Yaitu kitab tauhid khusus menerangkan teologi aswaja. Selain itu, dia juga mengarang kitab Syariatul Islam lit Talimin Nisa wal Ghulam, yaitu kitab yang menerangkan tentang fikih untuk wanita dan anak-anak.
Ini menunjukkan jika KHR Asnawi merupakan seorang penggerak pendidikan perempuan di Indinesia.
Ada juga beberapa karya berupa syair. Seperti Selawat Asnawiyyah, Sealawat Isra Miraj (Rajabiyyah), Sealawat Kemerdekaan, Dua un-Nikah, dan Syiir Nashihat.
Salah satu penggalan dalam Syiir Nashihat menyiratkan doa dalam bahasa Arab untuk Indonesi. Yakni ”Aman-aman-aman, Bi Indunisiya Raya aman”
”Beliau langsung dimakamkan di sini, karena beliau merupakan keturunan dari Sunan Kudus dan penerus Sunan Kudus dalam menyebarkan syiar Islam di Kudus waktu itu, sehingga dimakamkanlah di Komplek Makam Sunan Kudus,” ungkapnya.
Editor: Supriyadi



