Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – NU Care Lazisnu Kudus, Jawa Tengah, memberikan bingkisan Lebaran untuk 1.350 guru ngaji di Kabupaten Kudus yang tidak terdaftar di Kementerian Agama. Mayoritas dari mereka adalah guru ngaji di Langgar atau Musala yang minim terjamah bantuan.

Adapun bingkisan lebaran yang dibagikan Lazisnu kepada ribuan guru ngaji itu adalah berupa aneka makanan ringan untuk jajan Lebaran serta uang tunai.

Pemberian bantuan tersebut dibalut dalam kegiatan buka bersama yang dikemas dalam program ‘Mahabbah Ramadhan’ dan dilaksanakan di Gedung JHK, Sabtu (6/4/2024).

Hadir dalam pemberian bantuan tersebut, perwakilan dari PT Sukun Wartono Indonesia Deka Hendratmanto, Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie. Keduanya juga ikut menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para perwakilan guru ngaji.

Ketua NU Care Lazisnu Kudus Ihdi Fahmi Tamami menyampaikan, bantuan ini sebagai bentuk apresiasi kepada para guru ngaji yang telah mendidik generasi muda menjadi generasi yang bermoral dan berperilaku terpuji.

”Mayoritas guru ngaji yang menerima bantuan, merupakan guru yang mengajar di musala dan langgar kecil yang tidak terdaftar di Kantor Kemenag,” katanya di sela kegiatan.

Pihaknya pun berharap dengan adanya bantuan uang tunai dan bingkisan Lebaran ini, mereka bisa sedikit merasa ikut diperhatikan. Utamanya dari Lazisnu dan NU. Lazisnu sendiri, mengagendakan program bantuan ini rutin digelar setiap tahun.

”Kegiatan ini sekaligus sebagai amanah dari para donatur yang mempercayakan sumbangan yang sifatnya infak, sedekah, dan zakat, sehingga penyalurannya tepat sasaran,” ungkapnya.

Baru-baru ini jugua, Lazisnu ikut terjun dalam menanggulangi bencana banjir di Demak dan Kudus. Lazisnu juga turut memberikan bantuan kepada warga terdampak.

”Kami berharap, Kudus bisa seperti Lazisnu Tegal yang diamanahi muzakki Rp 5 miliar dan infaq Rp 2 miliar,” ujarnya.

Ali Musthofa, guru ngaji asal Desa Setro Kalangan, Kecamatan Kaliwungu, mengakui berterima kasih atas bantuan dari Lazisnu, karena selama mengajar dirinya memang ikhlas agar generasi muda bisa membaca Alquran dengan benar.

Santrinya sendiri, kata dia, merupakan anak-anak usia PAUD hingga SMP yang jumlahnya mencapai 40-an anak.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler