Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pemkab Kudus, Jawa Tengah, baru-baru ini melangsungkan pelantikan tiga kepala dinasnya di bawah Rajah Kalacakra Menara Kudus. Budayawan Abdul Jalil pun menganggap jika fenomena ini mengulang sejarah yang sudah terjadi 500 tahun lalu.

Rajah Kalacakra sendiri diyakini bekerja kepada para pejabat atau pemiliki kekuasan di mana bila melewati tajug atau pintu Menara ini, maka segala kekuasaannya akan hilang.

”Ketika pemda menginisiasi kegitan ini tentu kami iyakan, karena ini adalah momen mengembalikan sejarah 500 tahun lalu karena kita membacanya jauh ke belakang di mana peradaban Kudus ini dimulai dari Menara, segala kegiatan pemerintahan ya di sini,” katanya yang juga menjabat Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Pada zaman dahulu sendiri, area Menara Kudus terbagi dalam tiga zona. Area pertama adalah masjid dan Menara. Kemudia area kedua adalah tajug tempat di mana ada rajah kalacakra hingga menuju pintu makam dan area ketiga adalah makam.

”Nah area 2 inilah yang merupakan area publik. Saya sendiri mendukung pelantikan dilaksanakan di bawah sana, agar para pejabat juga ingat bahwa Kudus itu ya berawal dari Menara ini,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, seharusnya para pejabat tidak perlu takut untuk dilantik atau berikrar di bawah gerbang Rajah Kalacakra. Kalau takut, maka pejabat itu perlu dipertanyakan keadaannya.

”Gampangnya memahami seperti ini, kalau orang solat selama dia tidak kentut kan ya sah-sah saja solatnya. Kecuali kok tetiba dia berhenti salat, maka siapa tahu dia sedang kentut,” tuturnya.

Dia pun menyebutkan jika secara alami, setiap orang yang memegang jabatan pasti memegang sebuah Amanah.

”Kalau ada penyimpangan terhadap Amanah itu, ya tentu ada sesuatu yang harus dibayar. Setiapkata yang diucap dan ditulis ada resiko dunia akhirat,” ungkapnya.

Komentar

Terpopuler