Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Ngaji NgAllah Suluk Maleman kembali digelar di rumah Adab Indonesia Mulia pada Sabtu (15/3/2025) malam. Adapun tema yang diangkat ialah Menyibak Kegelapan sebagai bahan renungan bersama.

Penggagas Suluk Maleman, Anis Sholeh Ba'asyin menyebut dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa Allah mengeluarkan orang-orang mukmin dari kegelapan menuju cahaya.

”Manusia memiliki kemampuan untuk membaca realitas karena diberi alat baca yakni qulb atau hati. Seperti mata, kondisi hati yang sehat mampu melihat kenyataan dengan jernih saat ada cahaya. Tapi bila terganggu atau bahkan tertutup, maka kemampuannya membaca kenyataan akan terdistorsi atau bahkan hilang,” ucapnya.

Anis menyebutkan, setiap kedzoliman akan menciptakan kegelapan. Dalam bahasa Al Qur’an, dzolim dan dzulumat, aniaya dan kegelapan itu punya akar kata sama. Artinya semakin berlapis kedzoliman yang dilakukan akan membuat semakin pekat kegelapan yang tercipta.

Kegelapan ini, sambung dia, bisa termanifestasi di luar diri dan di dalam diri. Di luar diri, dalam realitas sosial, budaya, politik, ekonomi dan aspek lainnya.

”Kegelapan akan membuat kita meraba-raba tanpa kepastian tentang apa yang sebenarnya sedang berlangsung. Baik-buruk, haq-bathil; campur baur sehingga agak sulit dipilah,” tambahnya.

Sementara ke dalam diri, kedzoliman akan menciptakan noda kegelapan di hati. Semakin bertumpuk kedzoliman, semakin berlapis kegelapan menutup hati.

Manusia akan semakin kehilangan kemampuan membaca kenyataan. Inilah yang pada puncaknya akan mendorong manusia menciptakan thoghut. Sejenis berhala yang pada gilirannya justru akan mengeluarkan meereka dari cahaya dan menjerumuskannya ke dalam kegelapan.

”Salah satu pengertian dzalim itu adalah menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Seperti sepatu ditaruh ke kepala, berarti itu telah bersikap dzalim pada sepatu dan kepala. Begitu pula menipu juga dzalim kepada orang lain dan diri sendiri,” ucapnya.

Jika hati semakin gelap... 

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler