Jalan mereka terarah menuju ke sebuah desa yang lokasinya juga berada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Pati. Namanya Desa Kandangmas, yang berlokasi di Kecamatan Dawe.
Kadang berboncengan, kadang juga sendirian. Kadang tanpa membawa apa-apa. Tapi beberapa kali juga tampak ”memboncengkan” alat-alat tukang di belakang motor dinasnya. Sekali juga saya melihat, mereka bertugas mengawal kendaraan pengangkut material bahan bangunan.
Sebagai seorang jurnalis, tentu rasa ingin tahu saya bangkit. Waktu itu hanya sebatas penasaran apa saja yang akan mereka kerjakan dan mereka bangun di sana.
Saya kemudian mencoba wira-wiri ke desa ini. Karena seperti yang sudah-sudah, di tiap pelaksanaan TMMD, pasti ada saja infrastruktur baru yang sedang dibangun.
Dan ketika saya lewat, terkadang mereka tampak sedang beristirahat atau malah sebaliknya. Sedang bekerja keras membangun beberapa sarana infrastruktur yang tampak bisa membantu warga.
Ketika itu pula, pemandangan-pemandangan hangat tergambar dengan jelas. Saat jam rehat misalnya, para abdi negara itu berbaur santai dengan warga, bercengkrama ria bahkan ketika matahari di atas kepala.
Mereka akrab sekali saat menyantap makan siang yang ala kadarnya. Seperti nasi bening asem, ikan-ikan air tawar dan sambal. Tapi saya rasa itu tak kalah sedap dengan berbagai penganan mewah dari hotel berbintang lima.
Murianews, Kudus – Kurang lebih sebulan ke belakang, saya melihat seragam-seragam loreng berwarna hijau kecoklatan milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) berlalu-lalang melewati desa saya, Desa Tanjungrejo yang lokasinya berada di pinggiran Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Jalan mereka terarah menuju ke sebuah desa yang lokasinya juga berada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Pati. Namanya Desa Kandangmas, yang berlokasi di Kecamatan Dawe.
Kadang berboncengan, kadang juga sendirian. Kadang tanpa membawa apa-apa. Tapi beberapa kali juga tampak ”memboncengkan” alat-alat tukang di belakang motor dinasnya. Sekali juga saya melihat, mereka bertugas mengawal kendaraan pengangkut material bahan bangunan.
Ternyata, mereka adalah personel Kodim 0722 Kudus yang tergabung dalam Satgas TNI Manunggal Membangun Desa atau Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Sebagai seorang jurnalis, tentu rasa ingin tahu saya bangkit. Waktu itu hanya sebatas penasaran apa saja yang akan mereka kerjakan dan mereka bangun di sana.
Saya kemudian mencoba wira-wiri ke desa ini. Karena seperti yang sudah-sudah, di tiap pelaksanaan TMMD, pasti ada saja infrastruktur baru yang sedang dibangun.
Dan ketika saya lewat, terkadang mereka tampak sedang beristirahat atau malah sebaliknya. Sedang bekerja keras membangun beberapa sarana infrastruktur yang tampak bisa membantu warga.
Ketika itu pula, pemandangan-pemandangan hangat tergambar dengan jelas. Saat jam rehat misalnya, para abdi negara itu berbaur santai dengan warga, bercengkrama ria bahkan ketika matahari di atas kepala.
Mereka akrab sekali saat menyantap makan siang yang ala kadarnya. Seperti nasi bening asem, ikan-ikan air tawar dan sambal. Tapi saya rasa itu tak kalah sedap dengan berbagai penganan mewah dari hotel berbintang lima.
Tak ada sekat...
Berbincang-bincang setelah makan, ngobrol ngalor-ngidul tampak seperti teman lama. Entah memang sudah lama berteman atau suasananya mendukung terciptanya perasaan yang demikian.
Yang jelas tak ada sekat di antara mereka. Bahkan dengan seragam-seragam lengkap beserta pangkat-pangkatnya itu. Yang semua orang tahu, tidak mudah mendapatkannya. Tapi masyarakat di desa ini tidak canggung bercengkrama.
Lain cerita ketika saya lewat dan mereka sedang melakukan pembangunan. Para tentara Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas ini tampak serius dengan berbagai peranti-peranti khas pertukangan.
Warga dan TNI bahu membahu membangun jalan usaha tani di Desa Kandangmas Kudus
Ada sekop, palu, mesin pengaduk semen, ayakan kerikil dan juga sepaket palu dan paku. Yang kalau semua sedang difungsikan, suaranya mirip seperti paduan suara yang tiada merdunya.
Pemandangan ini mungkin dijumpai setiap hari. Berulang dan begitu saja seperti tiada bosannya. Pemandangan ini juga, tak hanya dijumpai di satu tempat saja, melainkan di berbagai sudut di desa ini.
Satu titik tampak membangun jalan. Di titik lainnya, membangun jembatan. Ada juga yang mempercantik rumah ibadah. Di titik satunya, beda lagi. Pria-pria berbadan tegak berseragam loreng ini tampak membangunkan sebuah water closet di sejumlah rumah warga setempat.
Beda tempat beda agenda, beda tempat beda pula yang dibuat. Para tentara ini seolah sedang membangun peradaban. Menyiapkan banyak tinggalan yang bermanfaat untuk masyarakat desa yang sedang “ditinggalinya”.
Ada juga yang sedang membuat sumur bor. Nantinya, sumur ini bisa digunakan sebagai sumber air bagi masyarakat setempat. Satu yang tak kalah menarik juga, rumah-rumah reot milik warga ikut dirobohkan.
Satgas TMMD menggantinya dengan rumah sederhana layak huni. Membangunnya jelas dari nol lagi. Pemiliknya? Hanya modal nol rupiah, alias tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk pembangunan ulangnya.
Nol rupiah...
”Alhamdulillah, senang sekali dapat bantuan bedah rumah di program TMMD ini, apalagi saya tidak keluar biaya sama sekali. Katanya ditanggung sama bapak-bapak tentaranya,” kata Devi Mardiana Sari salah satu warga yang rumahnya mendapat kesempatan untuk dibedah oleh Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas.
Dia mengatakan rumahnya ini merupakan warisan orang tua yang sudah berdiri nyaris setengah abad.
Walau banyak kenangan di dalamnya, namun kondisinya sudah tidak layak untuk menjadi naungan keluarga kecilnya yang berisi dirinya, Ahmad Husain (suami) Khoirul Raffa si sulung dan Farah si Bungsu.
”Sebenarnya banyak kenangannya, tapi tentu yang penting keselamatan anggota keluarga. Anak-anak saya juga senang. Sulung malah senang sekali. Tiap pak-pak tentara datang bawa material langsung disambut senyum. Buk-Buk, jendelone teko buk (Jendelanya datang, Ibu), begitu,” ceritanya sembari tersenyum.
Devi mengungkapkan tak ada lagi kata selain terima kasih yang bisa dia ucapkan pada Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas ini.
”Rumahnya kini sudah nyaman, anak-anak mainnya juga enak, tidak takut bocor saat hujan atau ambruk saat angin kencang. Kenangannya nanti dibangun lagi bareng-bareng di rumah yang nyaman, terima kasih bapak-bapak TNI,” tutupnya.
Satgas TMMD Reguler Kudus membangun kembali kediaman Devi
Keluarga Devi hanyalah potret kecil dari warga yang merasakan dampak positif dari hadirnya TMMD di Desa Kandangmas. Lebih dari itu, manfaat dari program unggulan TNI ini bisa dibilang mencakup seluruh aspek dalam kehidupan masyarakatnya.
Mengingat tak cuma pembangunan fisik saja yang dikebut. Melainkan pemberdayaan manusia, hingga peningkatan kualitas hidup mereka juga diupayakan oleh Satgas TMMD melalui beberapa pelatihan keterampilan.
Sebut saja pelatihan penyelamatan wisata air bagi para pelaku usaha wisata di Bendungan Logung, hingga pelatihan pengolahan bahan pangan lokal menjadi produk bernilai jual tinggi.
Potensi desa...
Di Desa Kandangmas sendiri merupakan wilayah yang sejatinya sangat berpotensi untuk menyuplai rempah-rempah untuk jamu seperti kencur. Banyak dari mereka memilih untuk menjual langsung atau dalam bentuk mentah. Padahal, jika bisa diolah, omzetnya bisa jadi berlipat-lipat.
Pelatihan mengolah pangan lokal pun digelar Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas. Mereka menghadirkan ahlinya, membekali warga dengan keterampilan pengolahan dan pemasaran.
Harapannya, ini bisa menjadi sebuah tinggalan TMMD yang bermanfaat bagi mereka ke depannya.
”Tentu, semua program TMMD Reguler ini sangat bermanfaat bagi warga kami. Baik fisik maupun nonfisik, kami pikir semua programnya bermanfaat. Sumur Bor, pelatihan-pelatihan yang digelar Satgas TMMD ini benar-benar membantu kinerja kami sebagai penyelenggara pemerintah desa,” ucap Kepala Desa Kandangmas Shofwan.
Bagi Shofwan pula, TMMD Reguler ini bak harapan baru pemerintah desa dan warganya di tengah efisiensi anggaran yang sedang digalakkan oleh negara.
Anggaran desanya jelas tak mungkin menggarap seluruh program-program yang sebulan ini dikebut pengerjaannya oleh Satgas TMMD. Seperti betonisasi jalan usaha tani sepanjang 1.250 meter dan pembangunan jembatan sepanjang 12 meter yang rampung kurang dari sebulan.
Belum dengan rehabilitasi enam unit rumah tidak layak huni (RTLH), pembuatan 20 jamban sehat, dan enam sumur bor yang sangat dibutuhkan warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka.
”Yang paling terasa tentu di program TMMD tahun ini bisa menghubungkan jalan di dua dukuh yang sebelumnya harus memutar. Yakni di Dukuh Masin dan Dukuh Sudo. Ini juga sangat membantu petani karena jalannya tak lagi licin saat musim penghujan,” katanya.
”Penyediaan air bersih melalui pengadaan sumur bor juga sangat bermanfaat, kami sendiri dari pemerintah desa sangat sulit melaksanakan karena keterbatasan anggaran. Namun dengan adanya TMMD ini, masyarakat bisa menikmatinya lebih cepat, ini yang sangat diharapkan masyarakat,” tambahnya.
Janji merawat...
Pemerintah desa, sambung Shofwan, akan senantiasa merawat apa yang sudah dibangunkan dan diajarkan oleh Satgas TMMD dari Kodim 0722 Kudus tahun ini.
”Wajib hukumnya untuk merawat, menjaga dan meneruskan apa yang sudah diajarkan dan dibangunkan. Kami sangat mengapresiasi kegiatan TMMD ini, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para TNI yang terlibat membangun dan mengajari warga kami keterampilan, kalau bisa setiap tahun program ini ada di wilayah kami, terima kasih Kodim 0722 Kudus,” pungkasnya.
Tak hanya desa saja yang bahagia merasakan dampak dari keberadaan TMMD ini. Pemerintah Kabupaten Kudus yang menjadi pusat pemerintahan pun ikut terbantu, terutama dalam hal pemerataan pembangunan.
”Program ini menjadi bukti bahwa TNI selalu hadir di tengah masyarakat, memberikan kontribusi nyata dalam percepatan pembangunan daerah, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucap Bupati Kudus Samani Intakoris.
Dandim 0722 Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi ikut serta membangun jalan di TMMD Desa Kandangmas (Kodim Kudus)
Dandim 0722 Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi mengatakan, TMMD Reguler ke 125 ini merupakan program kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak. Termasuk Pemerintah Kabupaten, TNI/Polri, perusahaan, dan masyarakat.
”Kegiatan TMMD reguler ini kolaborasi dengan semua pihak. Tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Kandangmas,” ujar Letkol Hermawan.
Sumber dana kegiatan TMMD reguler ke 125 ini meliputi anggaran TNI AD, APBD provinsi dan APBD kabupaten.
Untuk besarannya sendiri adalah dari TNI AD sebesar Rp 338,30 juta, APBD Provinsi sejumlah Rp 236,17 juta, dan APBD Kabupaten sebesar Rp 1,03 miliar.
”Total keseluruhan anggaran dana mencapai Rp 1,60 miliar,” ungkapnya.
Melanjutkan perjalanan...
Pihaknya pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan TMMD reguler ke-125 ini. Ia berharap kegiatan ini memberikan manfaat untuk masyarakat.
”Semoga bermanfaat untuk masyarakat dan mari bersama-sama merawat fasilitas yang ada,” pungkasnya.
Kini setelah hampir sebulan lamanya digarap, segala sasaran fisik yang dikebut pembangunannya oleh Satgas TMMD telah rampung diselesaikan. Sosialisasi hingga pelatihan peningkatan kualitas SDM Desa Kandangmas juga sudah dijalankan dengan meyakinkan.
Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas benar-benar telah menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Mereka meninggalkan ’jejak’ yang berkesan dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat.
Upacara penutupan yang akan digelar pagi nanti, atau Kamis (21/8/2025) akan menjadi salam perpisahan. Setelah hiruk pikuk pembangunan yang ”hangat” dalam sebulan ke belakang, warga Desa Kandangmas akan kembali melanjutkan kehidupan bermasyarakatnya.
Dan para personel Satgas TMMD Reguler ke 125 tahun 2025 Desa Kandangmas, akan kembali mengabdi ke negara dalam bentuk lainnya.